Dhira Narayana Luruskan Stigma Seputar Ganja Medis: Untuk Obat, Tidak Dibakar dan Diisap

Selasa, 01 Agustus 2023 | 20:07 WIB
Dhira Narayana Luruskan Stigma Seputar Ganja Medis: Untuk Obat, Tidak Dibakar dan Diisap
Dhira Narayana dari Yayasan Sativa Nusantara saat berbincang dengan Suara.com. (Reza/Suara.com)

Kita spesifik berbicara tentang ganja medis ya. Memang ganja medis masih mempunyai stigma sesuatu yang buruk, karena dianggap ganja medis dan ganja biasa itu sama, itu problem yang kami lihat di masyarakat.

Menghapus stigma ganja medis dari publik itu sesuatu yang sangat penting. Kenapa? Karena kalau masyarakat masih takut ngomongin ganja, efeknya panjang. Pemerintah tidak berani untuk membuat regulasi, dokter juga mau mempelajari ganja juga untuk siapa? Kan konsumennya masyarakat yang sakit. Kalau masyarakat tidak memakai ya ujungnya sia-sia.

Jadi upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang ganja itu, menurutku juga upaya yang sangat penting dan harus dilakukan terus menerus walaupun membosankan ya karena informasinya itu-itu saja.

Tapi ya harus di ulang-ulang terus. Tapi ya karena enjoy ya sudah. Yang kita lakukan memang harus mengedukasi

Lantas, selama 8 tahun ini, apa kira-kira tantangan terbesar Yayasan Sativa Nusantara saat mengadvokasi ganja medis?

Menurutku kalau tantangan itu peluang ya. Gini deh, target kita kan perubahan kebijakan. Target kita ganja itu harus bisa dipakai untuk pengobatan.

Mau pemerintah merubah (ganja)dari golongan 1 ke golongan 3, pemerintah membuat undang-undang baru, atau pemerintah membuat ganja dimasukkan ke dalam undang-undang kesehatan atau ke mana itu terserah sebenarnya. Yang penting ganja dapat di buat untuk kesehatan.

Problem masalah kebijakan ini yang kita lihat sebenarnya lempar bola. Tidak ada yang berani goal-in.

Pemerintah sudah mengeluarkan izin untuk riset, segeralah dilakukan penelitian. Tapi siapa yang melakukan riset juga? Tidak ada. Jadi main aman gitu. Itu problem yang menarik.

Baca Juga: 20 Penelitian Sebut Ganja Medis Tidak Punya Efek Menyembuhkan, Klaimnya Berlebihan?

Kita melihat peluang di situ, lalu kita berinisiatif mengerjakan risetnya dan mendorong DPR untuk melakukannya.

Tapi ada anggapan di masyarakat, jika ganja medis disahkan, berpeluang ganja rekreasi ikut disahkan. Kira-kira gimana cara menepis kekhawatiran itu?

Sebenarnya banyak contoh negara yang mengesahkan (ganja) medisnya dan rekreasinya tetap dianggap kriminal. Itu umum lah. Kalau di Eropa lebih rileks, karena masalah HAM memang kepemilikan jumlah terbatas itu diperbolehkan. Tapi kalau misalnya seperti di Australia, untuk medisnya terbuka namun rekreasinya pelanggaran.

Terus menurutku contoh yang menarik itu di Maroko, negara muslim. Ganja medisnya dijalankan tapi untuk penyalahgunaan tetap kriminal. Hal seperti itu ganja medis dan rekreasi menjadi 2 koridor yang berbeda.

Mungkin bisa bisa beri contoh cara membagi aturan ganja medis dan ganja rekreasi yang perlu dilakukan?

Misalnya untuk penyalahgunaan itu urusan BNN (Badan Narkotika Nasional) untuk melakukan edukasi agar tidak disalahgunakan, untuk menindak yang menyalahgunakan dan lain-lain.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI