Tapi untuk kepartaian nih Bang, setiap manusia kan butuh kepastian?
PDI nggak perlu gini loh, PDI ini ada, berjaya, jatuh bangun tanpa ada Pak Jokowi kan punya sejarahnya sendiri sejarah PDI Perjuangan jauh lebih padat dan lebih seru dan lebih berwarna selama Pak Jokowi tidak ada. Jadi Jadi buat kami kehilangan kader siapapun itu sama saja. Kemarin ada yang ngomong tadi sebelum masuk ke sini, kehilangan kader seperti Budiman, Sudjatmiko, Ara. Mungkin lebih berat kalau kita kehilangan seorang Krisdayanti karena suaranya di dapil lebih tinggi daripada Budiman sama Ara ya kan? Loh, Loh, kita ngomong apa adanya? Apa sih yang dicari sama partai? Suara lah.

Coba diadu hasil pelayanan suaranya Krisdayanti sama Ara sama Budiman Sudjatmiko, banyakan mana, bukan pinter-pinteran, bukan retorika-retorika yang dicari partai supaya dia bisa bercokol, mempunyai kekuasaan, apa yang dihitung? Presentasi, presentasi penghasil apa hasil dari suara pemilu. Ada Mas Bambang Pacul, suaranya juga luar biasa. Kalau Kalau di Jogja ada Bu Esti, suaranya juga luar biasa. Saya yakin suaranya melebihi yang saya sebutkan tadi yang sudah keluar.
Tapi tegesin aja, Bang. Ini Pak Jokowi harus menyampaikankah saya mundur dari PDI?
Oh iya, menurut kami itu lebih elok. Karena kita punya adat dan etika. Kita Kita tetap menganggap seseorang yang duduk sebagai seorang Presiden Republik Indonesia itu dalam tempat yang terhormat. Masa sih Presiden kita pecat? Itu fair aja menurut saya.
Nggak ada masalah. Itu ada adatnya. Nanti mau dipush-push sama orang, oh pecat dong, pecat dong. Gimana dipecat? Ya, Ya, maksudnya presiden dipecat. Itu orang Indonesia banget. Kita nggak mau terpancing sama hal-hal seperti itu. Karena kita punya aturan-aturan sendiri yang nggak bicara soal, soal itu tadi, soal teks. Karena ada aturan-aturan lain dalam hidup ini. Kamu, kamu kan keluar rumah sebagai manusia yang mengatakan kamu manusia itu apa?
Karena kamu taat hukum? Enggak Enggak lah, karena kamu punya adab dan etika. Jadi ada juga dalam tantangan-tantangan tentu-tentu ada adab dan etika itu harus juga dipikirkan. Secara teks mungkin dia sudah banyak pelanggaran dalam aturan-aturan dan AD/ART partai, tapi kan ada adat dan etika, dia seorang presiden, dia seorang kepala negara, itu tadi, Pak, negara yang harusnya mengayumi semua itu, kita masih menganggap dia sebagai pelanggar. Jadi artinya apa? Ya
Ya sudah kita berikan kesempatan untuk silakan, kalau mau mundur, silakan, kalau nggak kita tunggu. Tapi kalau dalam hal ini kita berbeda ya nggak apa-apa kan masyarakat sudah bisa melihat kita berbeda.
PDIP nggak ngerasa rugi?
Apa? Tadi yang saya katakan ada untung dan rugi pasti, pastilah siapapun yang keluar juga pasti ada kerugian yang kita alami. Tapi Tapi kan kembali lagi, partai ini yang saya katakan tadi, kita juga pernah, aduh pernah diserang kan ter-PDIP 27 Juli, dibunuh kadernya, Bumega pernah nggak boleh ngapain-ngapain di peradatan Orde Baru, iya kan? Pernah Pernah dua kali jadi oposisi di jaman Pak SBI, nggak ada masalah, ini bukan hal yang, wow kayaknya hebat banget, nggak ada sebesarnya, bukan partai yang baru kemarin sore gitu, iya kan, Bumega juga mana ada sih ketum parpol sekali berbumega di Indonesia, artinya apa pengalaman yang begitu banyak, bukan usia aja loh pengalaman dan apa yang pernah dilalui buat dia. Jadi Jadi walaupun ini juga artinya ada kecewa di kita, tapi ya itu tadi.
Tetap ini masih dalam hal yang suatu yang biasa di perjuangan bukan tidak pernah mengalami hal ini.
Apakah Pak Jokowi bakalan mengalami hal yang sama dengan Pak SBY?
Saya nggak tahu, tanya Bu Mega, yang tahu hanya Bu Mega kan kita nggak bisa, saya nggak mau nebak juga kita sama-sama, pengetahuan kita tentang itu sama betul,
Kalau misalkan terjadilah dua putaran, terus nanti Pak Joko tiba-tiba, ayo PDIP kita gabung deh, gimana?
Yang bisa jawab cuma Bu Mega.