Dua Hari Ajang WEF 2015, Tiga Negara Tertarik Investasi Listrik

Senin, 20 April 2015 | 23:43 WIB
Dua Hari Ajang WEF 2015, Tiga Negara Tertarik Investasi Listrik
Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) bersama Menteri ESDM Sudirman Said (kanan) dan Dirut Pertamina yang baru Dwi Soetjipto usai jumpa pers di kantor BUMN, Jakarta, Jumat (28/11). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, dalam ajang World Economic Forum (WEF) on East Asia yang baru berlangsung dua hari di Jakarta, pemerintah menargetkan dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya dalam bidang kelistrikan.

Rini mengungkapkan, ada banyak investor yang tertarik untuk membangun pembangkit listrik dan transmisi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan target pemerintah membangun pembangkit listrik berkapasitas 35.000 megawatt (MW) hingga 2019.

"Iya tadi kita jelaskan banyak tentang peluang investasi di Indonesia, ya salah satunya listrik. Yang kita dorong bagaimana bangun 35.000 MW dalam lima tahun ini. Tadi banyak investor untuk bangun pembangkit dan transmisi. Ada dari Amerika, India, China," ujarnya saat menghadiri World Economic Forum, di Hotel Shangri La, Jakarta, Senin (20/4/2015).

Jadi, lanjut Rini, jika negara-negara tersebut benar-benar tertarik untuk berinvestasi di bidang kelistrikan, pihaknya akan mengarahkan para investor untuk berbicara langsung dengan PT PLN untuk menjalin kerja sama.

"Kalau ada niat yang baik kita bantu. Jadi ini kita dorong untuk bermitra dengan PT PLN (Persero). Tindak lanjut kita akan komunikasi lebih lanjut. Akan di-follow up dengan PLN. Maka PLN kan tunjukkan minat mereka," jelasnya.

Rini menjelaskan, pemerintah tidak hanya membuka pintu investasi dalam bidang kelistrikan saja, pihaknya juga akan mempromosikan investasi di sektor lain seperti infrastruktur dan industri yang berhubungan dengan meningkatkan ekspor Indonesia.

"Semua bentuk investasi akan kita terima untuk dipertimbangkan, asalkan ini semua dapat meningkatkan ekspor Indonesia. Tapi bukan ekspor bahan mentah, ekspor harus berupa barang jadi, " tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI