Suara.com - Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiagaan Bernardus Wisnu Wijaya mengatakan sejak tahun 2012 Indonesia dan negara-negara sahabat terus meningkatkan kerjasama penanggulangan bencana.
"Kami sudah bekerjasama secara internasional maupun nasional sejak 2012. Kami berkomitmen memperkuat hukum untuk memberikan sumber daya kepada daerah. Dalam mengimplementasi ini kami mengedepankan pendekatan multi hazard inklusif dan mengupayakan mitigasi bencana," kata Wisnu dalam diskusi Sidang Tahunan Islamic Development Bank ke 41 di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan, Minggu (15/5/2016).
Menurutnya kerjasama tersebut berperan penting untuk memitigasi bencana. Pasalnya, dampak bencana mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Dia mengatakan kebakaran hutan yang melanda di beberapa daerah di Indonesia telah mengakibatkan kerugian sebesar Rp235 triliun atau 1,5 persen dari Pendapatan Domestik Bruto.
"Jadi pemerintah harus bergerak cepat. Contoh, banjir di Thailand membuat ekonomi di Jepang menjadi tidak menentu. Lalu kebakaran hutan kemarin juga mengganggu negara tetangga. Akhirnya dampaknya pada perekonomian sebuah negara. Jadi pertumbuhan ekonomi akan semakin berkualitas," katanya.