Sriyono, Perajin Kain Pantai yang Mendunia dari Sukoharjo

Rabu, 24 April 2019 | 10:04 WIB
Sriyono, Perajin Kain Pantai yang Mendunia dari Sukoharjo
Sriyono, perajin kain pantai dari Sukoharjo, Jawa Tengah. (Dok : LPDB - KUMKM)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Diakuinya, untuk mengelola bisnis kain pantai diperlukan lahan yang luas di area persawahan agar bisa menjemur kain yang sudah diberikan pewarna. Kini seiring dengan berjalannya waktu, usaha Sriyono meningkat.

Lelaki berusia 60 tahun ini sudah memiliki tanah 5.000 meter untuk dijadikan tempat usaha.

"Dalam sehari kita bisa menghasilkan 4.000 potong kain. Itu pun kita belum bisa memenuhi semua permintaan pasar, karena produksi kain pantai juga dikirim ke Brazil, Argentina, Malaysia, Filipina, dan China. Untuk nasional, kita juga kirim ke pasar Tanah Abang Jakarta dan Bali. Yang pasti, produksi kain pantai Krajan paling banyak di dunia. Pekalongan dan Yogyakarta sekarang sudah kalah, larinya pada ke sini," tandasnya.

Makmur Bersama UMKM
Kesuksesan Sriyono tak lepas dari peran BPR Kartasura Makmur dan LPDB - KUMKM. Menurut Indrayani Pribadi, Direktur Utama BPR Kartasura Makmur, kerja sama dengan LPDB - KUMKM berperan besar dalam meningkatkan performa bank yang dikelolanya.

Masyarakat semakin banyak yang mengajukan pinjaman bunga lunak ke BPR Kartasura Makmur. Jika menggunakan program reguler, bunganya bisa mencapai 1,2 persen, namun di LPDB bunganya 0,85 persen.

"Dari situ kita merasa terbantu. Orang jadi semakin banyak mengajukan pinjaman ke kita, karena ada program bunga yang lebih murah. Otomatis kita juga semakin dikenal dan dipercaya masyarakat," katanya.

Menurutnya, program LPDB - KUMKM telah banyak memberikan manfaat dan keuntungan, bukan hanya BPR tapi juga para pelaku UMKM.

"Kalau untuk nasabah keuntungannya jelas, dia bisa membayar kepada kami tidak seperti biasa. Katakanlah dia biasanya membayar angsuran kepada kami Rp 5 juta. Dengan adanya LPDB, bayarnya menjadi berkurang, yaitu Rp 4,5 juta, sisanya Rp 500 ribu bisa dibelanjakan untuk yang lain. Keuntungannya itu sebenarnya ada di end user," tandasnya.

Ia melihat keberadaan LPDB - KUMKM sangat dibutuhkan masyaraka,  karena tidak ada bank manapun yang mau menawarkan pinjaman dengan bunga terendah seperti LPDB - KUMKM. Indrayani berharap, LPDB - KUMKM bisa tambah maju dan berkembang dengan beragam inovasi dan layanan baru.

Baca Juga: LPDB - KUMKM Terus Genjot Pengalihan Dana Bergulir di Sumbar

Baik Indrayani dan Sriyono, mereka menyampaikan terima kasih kepada LPDB - KUMKM, karena melalui program bunga lunak, usaha mereka terbantu dan berkembang lebih baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI