Untuk diketahui, platform ini dikembangkan sejak 2018 silam telah bekerjasama dengan sejumlah negara seperti Australia, Amerika, China, Hong Kong, Korea Selatan dan Thailand.
Tahun depan, rencananya bakal ekspansi juga ke pasar lain seperti Jepang, Filipina, Taiwan, Singapura dan Malaysia. Juga merambah sampai negera-negara Eropa seperti Inggris dan Jerman.
"Kita sebenarnya enggak ada batasan. Tapi kalau jumlahnya sangat banyak harus pakai regulasi bisnis, karena pajaknya akan lebih murah dan perhitungannya sudah B2B," pungkas Marco Halim.