Kemudian perkiraan penumpang pada Desember dapat mencapai 2,5 juta penumpang atau meningkat sekitar 44 persen dibandingkan dengan November.
Khusus di Bandara Soekarno-Hatta, penumpang pada Oktober diperkirakan 1,15 juta orang, lalu pada November naik menjadi 1,35 juta orang, dan pada Desember kembali meningkat ke 1,93 juta orang.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah dan akan memanfaatkan stimulus PSC ini dengan baik sehingga dapat optimal dalam mendukung proram Pemulihan Ekonomi Nasional [PEN],” jelas Muhammad Awaluddin.
Pergerakan Penumpang
PT Angkasa Pura II juga memiliki langkah-langkah antisipasi dan penanganan terkait adanya perkiraan peningkatan pergerakan penumpang sejalan dengan stimulus PSC, dan terkait dengan adanya libur panjang pada 28 Oktober – 1 November 2020.
Protokol kesehatan diterapkan secara ketat bersama stakeholder lain di bandara, yang fokus pada 5 hal yakni program menjaga jarak (physical distancing), pemeriksaan terkait kesehatan (health screening), pelayanan dan fasilitas tanpa sentuh (touchless processing), keamanan setiap orang (people protection), serta kebersihan fasilitas bandara (facility cleanliness and sanitizing).
“Kami juga mematuhi peraturan yang berlaku saat ini, di mana dinyatakan jumlah Penumpang Waktu Sibuk [PWS] di bandara maksimal adalah 50% dari kapasitas. Misalnya di Bandara Soekarno-Hatta, PWS yang diperbolehkan adalah 23.336 penumpang/jam. Kami menjaga agar batas itu tetap dipenuhi,” ujar Muhammad Awaluddin.
Muhammad Awaluddin mengatakan di Bandara Soekarno-Hatta saat ini juga telah dilakukan penyeimbangan lalu lintas penerbangan (rebalancing traffic) dengan memindahkan operasional maskapai, misalnya Citilink dari Terminal 2 ke Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Baca Juga: Layangan Tersangkut Roda Pesawat Citilink, Pemilik Bisa Dipenjara 3 Tahun