Menurut Tauhid di November kemarin laju pertumbuhan kredit perbankan di bawah 1 persen, sehingga pemerintah melalui BI melakukan intervensi dengan penurunan suku bunga acuannya.
"Sekarang laju kredit perbankan itu kurang dari 1 persen, bahkan di bulan September itu sempet 0,28 persen dan ini harus ditingkatkan," paparnya.
Ibarat darah kata Tauhid, penyaluran kredit perbankan yang rendah ini akan mengakibatkan gerak ekonomi terbatas.
"Kredit itu ibarat darah, jadi kalau kita ingin bergerak, berlari, kalau kreditnya masih terbatas separuh dari kapasitas normal itu artinya apa permintaan belum normal dan implikasinya adalah proses pertumbuhan ekonomi masih tertahan," pungkasnya.