LPS Siapkan Program Edukasi untuk Investor Pemula

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 03 Desember 2021 | 16:54 WIB
LPS Siapkan Program Edukasi untuk Investor Pemula
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Disusul investor berusia 31-40 tahun dengan proporsi 21,51% dan kepemilikan aset sebesar Rp90,3 triliun. Adapun dari sisi jenjang pendidikan, mayoritas berlatar belakang sekolah menengah atas (SMA). Persentasenya mencapai 56,75% dengan total aset sebesar Rp169,44 triliun.

Sedangkan berdasarkan pekerjaan, investor didominasi oleh pegawai (swasta dan ASN) serta pelajar. Proporsinya masing-masing 33,48% dengan aset sebesar Rp283,3 triliun untuk pegawai dan 27,59% dengan aset sebesar Rp16,14 triliun untuk pelajar.

“Melihat data ini, jelas banyak terjadi peningkatan di investor muda atau investor pemula. Ini yang harus jadi target edukasi. Karena ini momentum, tak pernah selama ini terjadi peningkatan drastis di katagori investor muda seperti pelajar dan mahasiswa. Ini harus dijaga,” tegas Purbaya.

Ia mengatakan, ada berbagai program yang sedang disiapkan untuk dijalankan pada tahun depan, mulai dari menggelar webinar hingga forum khusus atau hybrid. Menurut Purbaya, pihaknya juga terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melakukan edukasi mengenai literasi keuangan, termasuk dengan komunitas wartawan seperti Klub Jurnalis Ekonomi Jakarta atau pihak kampus dan sebagainya.

Kiat Berinvestasi

Secara umum, kata Purbaya, ada empat hal yang harus diperhatikan masyarakat dalam berinvestasi. Pertama adalah dengan mengenali kebutuhan dan kemampuan. Ia mengingatkan investor pemula tidak mengutang untuk berinvestasi.

"Apalagi sampai mengambil pinjaman di pinjol (pinjaman online). Sederhananya, kalau punya uang lebih baru kita investasi. Kita harus sadar dengan kemampuan keuangan kita. Lalu, jangan seluruh penghasilan kita investasikan di satu instrumen," serunya.

Kiat kedua adalah mengenali produk dan jasa keuangan. Purbaya menekankan, hal ini perlu dilakukan masyarakat jika ingin berinvestasi. Jangan sampai, kata Purbaya, masyarakat berinvestasi hanya karena mengikuti teman yang lebih dulu berinvestasi di suatu instrumen, tanpa terlebih dahulu mempelajarinya.

Apalagi, lanjutnya, hanya ikut investasi karena mengikuti influencer di media sosial yang tak punya ekspertis khusus di dunia investasi dan tak tersertifikasi. Kiat selanjutnya yaitu mengenali manfaat dan risiko.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Kapolda Tak Bisa Kawal Investasi Daerah Akan Diganti

"Prinsip sederhana investasi itu, high risk high return yaitu imbal hasil yang tinggi memiliki risiko yang tinggi. Tentu kita sih inginnya low risk high return atau risiko rendah tapi return besar, sayangnya itu tidak ada," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI