Dorong Iklim Ramah Investasi, Indonesia Siap Jadi Salah Satu Negara Ekonomi Terbesar 2030

Senin, 06 Desember 2021 | 09:00 WIB
Dorong Iklim Ramah Investasi, Indonesia Siap Jadi Salah Satu Negara Ekonomi  Terbesar 2030
(Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Saat ini Indonesia tengah berbenah dalam memberikan layanan teknologi digital. Tahun ini, Indonesia menargetkan peningkatan infrastruktur fisik, seperti peluncuran konektivitas 4G ke 4.000 kabupaten dan subdivisi.

Dikutip dari bisnis.tempo, bulan lalu, Presiden Joko Widodo pernah menyebut, Indonesia berpotensi untuk menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada 2030. Salah satu indikasinya terlihat dari pertumbuhan ekonomi berbasis digital di Indonesia yang sangat positif, antara lain dari sektor perbankan, asuransi, hingga financial technology (fintech).

"Dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini, perkembangan teknologi digital dalam kegiatan perekonomian malah semakin terakselerasi. Kita bisa membawa kita menjadi ekonomi terbesar dunia ke-7 di 2030," ujarnya dalam OJK Virtual Innovation Day 2021, Senin (11/10/2021).

Pernyataan Jokowi tersebut merupakan penekanan kembali tentang hal yang diungkapkannya pada 2018, saat ia meluncurkan Roadmap Implementasi Industri 4.0, yang disebut sebagai Making Indonesia 4.0.

Jokowi mengatakan, Making Indonesia 4.0 bakal mampu mengantarkan Indonesia berada dalam 10 peringkat ekonomi terbesar dunia pada 2030.

“Indonesia 4.0, di dalamnya terdapat beberapa aspirasi besar untuk merevitalisasi industri Indonesia secara menyeluruh. Harapannya, dengan mengimplementasi industri 4.0, maka Indonesia dapat mencapai top ten ekonomi global pada tahun 2030,” ujarnya di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (4/4/2018).

Bersoleknya Indonesia dalam bidang digital juga, antara lain juga disebabkan karena Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah G20 dan B20 pada 2022. Segala pembenahan tengah dilakukan dan hal ini menarik minat aliran dana FDI.

Menurut HSBC Global Research The Stars Align, di saat neraca perdagangan di seluruh negara ditopang oleh konsumsi domestik karena sektor manufakturnya terdampak akibat pandemi Covid-19, Indonesia justru bisa surplus karena adanya lonjakan harga komoditas dan industri ekspor baru. Neraca perdagangan Indonesia tahun ini diprediksi surplus 3%.

Memang volume produksi dan ekspor akan terhambat oleh hujan deras di Desember 2021, namun produksi diprediksi akan meningkat tahun depan. Pertumbuhan ekspor baja ringan juga akan mendapatkan titik terang di tahun depan, karena Indonesia juga memainkan peran yang sangat besar, yakni menjadi pemasok terbesar kendaraan listrik global.

Baca Juga: HSBC dan Tamasek Kerja Sama Bikin Platform Pembiayaan Utang Infrastruktur Asia Tenggara

Pabrik pertama yang mengolah cadangan nikel Indonesia menjadi nikel dan kobalt hidroksida, bahan kimia yang digunakan untuk baterai lithium, sudah mulai diproduksi pada Mei dan dua pabrik lain untuk memproduksi baterai EV jadi sedang dibangun oleh China dan Perusahaan Korea.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI