Strategi Jababeka Kembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Morotai

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 23 Desember 2021 | 06:35 WIB
Strategi Jababeka Kembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Morotai
Webinar yang bertema DI INDONESIA SAJA: Pariwisata Domestik sebagai Daya Tarik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

Suara.com - Pariwisata Indonesia sedang dalam proses pemulihan akibat pandemi. Kebangkitan pariwisata di Indonesia butuh momentum yang dilakukan bersama-sama oleh para stakeholder.

Karena keterpurukan pariwisata Indonesia sekarang ialah akibat pandemi yang berdampak ke semua stakeholder. Apakah itu pihak penyedia akomodasi, agen travel, rumah makan, transportasi dan supplier makanan.

Melihat kondisi tersebut, Basuri Tjahaja Purnama selaku Direktur Utama PT Jababeka Morotai bersama N Rusmiati selaku Ketua Umum DPP Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), dan Poernomo Siswoprasetijo selaku President/CEO PATA Indonesia Chapter sepakat untuk menggaungkan bersama kampanye 'DI INDONESIA SAJA' dan berkolaborasi untuk mengembangkan destinasi wisata, khususnya di bagian timur Indonesia, seperti Pulau Morotai di Maluku Utara.

Hal itu terungkap dalam acara webinar yang bertema DI INDONESIA SAJA: Pariwisata Domestik sebagai Daya Tarik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

Komitmen menggaungkan kampanye ‘DI INDONESIA SAJA’ dikarenakan pihak Jababeka Morotai, PATA Indonesia dan DPP ASITA sepakat bahwa kunci pemulihan pariwisata Indonesia ialah wisatawan domestik.

Rusmiati melalui ASITA akan mengajak anggotanya yang berjumlah 7 ribu agen travel di 34 provinsi di Indonesia untuk mempromosikan kampanye ‘DI INDONESIA SAJA’

Sementara itu Merry Karouwan selaku Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASITA Sulawesi Utara (Sulut) menambahkan bahwa pihaknya sebenarnya tengah dalam proses kemungkinan kerja sama demi mengembangkan tempat wisata di Pulau Morotai. Hanya saja usaha tersebut terhenti akibat pandemi.

Merry bercerita bahwa pada Maret 2019, ia datang bersama 15 agen travel datang ke Morotai atas persetujuan Gubernur Sulut terkait kemungkinan sister city, yaitu Marun Manado-Morotai. Harapannya, dapat paket wisata yang “beyond Manado.”

“Kami datang juga Jababeka Morotai juga waktu itu. Dan kami waktu itu terkagum sama alamnya dan daerahnya yang syarat sejarah. Bahkan kami sampai ingin membeli tanah di sana. Saya dengan agen travel saling sepakat karena lokasinya bisa dijangkau (dengan mudah). Oke banget,” terang Merry ditulis Kamis (23/12/2021).

Baca Juga: Pelaku Wisata Siap Bangkitkan Geliat Pariwisata Sumut di 2022

Akses, tambah Merry, juga sudah dibuka saat ini. Bandara internasional Sam Ratulangi di Manado sudah menerima penerbangan direct dari Singapura, dan penerbangan internasional lain.

Jadi, dari Manado, wisatawan asing bisa pergi ke Morotai, Bali, Makasar setelah melewati karantina. Apalagi saat ini ada program karantina di Pulau yang digagas pemerintah provinsi Sulawesi Utara agar memberi kenyamanan bagi wisatawan asing.

"Jadi, buat wisatawan yang melakukan karantina selama 11 hari mungkin dirasa bosan kalau menginap di hotel, pemerintah Sulut menyediakan karantina di pulau, yaitu dua resort di Pulau Bangka. Dua tempat itu ialah Murex Resort dan Bastianos Resort,” terang Merry.

Menanggapi hal itu, Basuri pun merasa senang mendengar pemerintah provinsi Sulawesi Utara sudah begitu pro aktif dan rupanya sudah berupaya menjalin kerja sama dengan tempat wisata di Pulau Morotai.

Karena dampak pandemi covid-19 ini, menurut Basuri, menyadarkan bahwa pariwisata Indonesia harus bisa berdiri di kaki sendiri, yaitu dengan menggaet wisatawan lokal.

"Strategi kami agar bisa KEK Morotai bisa berkembang, yaitu membuat street mall di tahun 2022. Lalu di dalamnya akan ada culinary center, dan fasilitas olahraga, seperti futsal, bulutangkis dan voli. Lalu kami akan membuat kejuaraan olahraga,” terang Basuri.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI