Sementara itu, kelangkaan pasokan di dalam negeri disebabkan oleh penurunan produktivitas perkebunan sawit milik BUMN, swasta dan petani kecil di kedua negara produsen utama minyak sawit dunia, yaitu Indonesia dan Malaysia, yang setidaknya menyumbangkan 85 persen dari pasokan global.
“Peningkatan produktivitas melalui perbaikan pengelolaan sumber daya dan adopsi praktik pertanian yang baik dan berkelanjutan menjadi kunci dalam pemenuhan permintaan minyak sawit dunia yang diprediksi akan meningkat sebesar 6,5 persen pada tahun 2022. Permintaan minyak sawit yang diolah menjadi minyak goreng untuk konsumsi rumah tangga juga diperkirakan meningkat,” pungkas Felippa.