"Melakukan panenan sekarang ini tidak menguntungkan, namun membiarkan buah busuk di pohon juga akan merusak pohonnya," kata Bambang Gianto, seorang petani di Sumatera Selatan lewat telepon kepada Reuters.
Perwakilan petani itu sempat bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang berjanji untuk menyampaikan aspirasi petani tersebut kepada Presiden Jokowi.
Dalam pernyataannya, Moeldoko mengatakan larangan ekspor diberlakukan karena tingginya harga minyak goreng di dalam negeri walau juga 'tidak berarti presiden tidak melindungi kepentingan petani sawit."
Jajak pendapat minggu ini menunjukkan dukungan terhadap Presiden Jokowi turun ke tingkat 58,1 persen, angka terendah sejak bulan Desember 2015, dengan faktor utama adalah tingginya harga minyak goreng.
Yose Rizal Damuri, direktur eksekutif lembaga pemikir CSIS mengatakan kebijakan yang dilakukan untuk menurunkan harga minyak goreng di dalam negeri adalah kebijakan yang keliru.
"Kebijakan tersebut dibuat hanya untuk menunjukkan bahwa presiden sudah melakukan sesuatu," katanya, sambil mendesak agar harga ditentukan oleh pasar dan konsumen yang mengalami kesulitan membeli dibantu dengan cara lain.
Reuters
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya.
Baca Juga: Alasan Mendag Tidak Kunjung Cabut Larangan Ekspor CPO, Demi Harga Minyak Goreng Stabil