Prospek Bisnis Digital Menjanjikan, Pengamat Puji Investasi Telkom di GOTO

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 14 Juni 2022 | 08:33 WIB
Prospek Bisnis Digital Menjanjikan, Pengamat Puji Investasi Telkom di GOTO
KPPU, pada Selasa (29/3/2022), mengatakan bahwa merger Gojek - Tokopedia tak melanggar regulasi persaingan usaha. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kucuran modal investasi dari Telkom di Gojek-Tokopedia (GoTo) dianggap tepat karena memenuhi semua ketentuan dan melalui proses persetujuan banyak pihak.

"Kita perlu mengapresiasi Telkomsel atas kebijakannya berinvestasi di GoTo, karena GoTo adalah market leader dan jangkar utama ekonomi digital di negeri ini," kata Pengamat ekonomi politik CORE Indonesia Piter Abdullah, Senin (14/6/2022) lalu.

Ia menyebut, Telkomsel telah menerima restu investasi dari Singtel-perusahaan pelat merah Singapura-pemilik 35 persen saham Telkomsel.

Keberadaan Telkom dan GoTo sebagai perusahaan publik merupakan jaminan bahwa keduanya menjunjung tinggi prinsip tata kelola perusahaan yang benar atau good corporate governance.

Ia menjelaskan, investasi Telkom ke GoTo bukan hanya menguntungkan dari sisi capital gain, namun juga menjanjikan kolaborasi bisnis yang berdampak terhadap peningkatan revenue Telkom dan masuk ke bisnis digital dengan cara yang cerdas melalui investasi dan bekerja sama dengan GoTo selaku pemimpin pasar.

"Sungguh aneh apabila perusahaan telekomunikasi sebesar mereka tidak ikut berinvestasi di perusahaan yang menjadi penentu masa depan ekonomi digital, akan menjadi penyesalan di kemudian hari," ujar Piter.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa Telkom berpotensi meraup banyak untung, karena harga saham GoTo telah melampaui harga IPO Rp338 per lembah saham. Sementara nilai investasi Telkomsel sebesar Rp270 per lembar saham.

Piter memandang floating loss Telkom adalah awal mula dari semua kekisruhan, lalu dibuat melebar dan kemudian dilakukan politisasi secara berlebihan. Menurutnya, politisasi berlebihan akan berdampak buruk terhadap iklim investasi perusahaan rintisan atau startup yang justru saat ini menghadapi tantangan berat.

"GoTo perusahaan tangguh, tapi startup atau calon-calon unicorn belum sekuat itu dan membutuhkan investasi," ujar Piter dikutipdari Antara.

Baca Juga: Korbannya Mencapai Ribuan Orang, Kasus Penipuan Robot Trading Jadi Prioritas Kejagung

Secara terpisah,pengamat ekonomi politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dani Setiawan mengaku curiga pada manuver para politisi pada kasus anak usaha Telkom tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI