Arus kas yang sehat dan baik juga harus dipastikan di tengah potensi resesi global lantaran ekonomi yang sedang sulit dan tidak menentu akan sangat mewajibkan pribadi untuk mengatur keuangan dengan baik.
Pastikan pengeluaran hanya digunakan untuk hal-hal yang memang dibutuhkan, bukan hanya yang diinginkan. Mengatur pengeluaran dan pendapatan secara baik tentu akan membantu keadaan keuangan tetap sehat di tengah badai ketidakpastian ekonomi.
Langkah menjaga ketahanan keuangan lainnya yakni dengan menghindari utang konsumtif atau berjangka panjang. Pada saat resesi terjadi, umumnya suku bunga bank akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Kemungkinan kenaikan suku bunga bank tersebut dipicu oleh Bank Indonesia (BI) yang sudah meningkatkan suku bunga acuan sebanyak 75 basis poin (bps). Kenaikan ini kemungkinan akan diikuti kenaikan suku bunga selanjutnya.
Begitu pula dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang sudah mengerek tingkat bunga penjaminan sebesar 25 bps.
Untuk menghindari hal tersebut, disarankan untuk tidak mengambil utang yang konsumtif atau berjangka panjang. Tetapi jika sudah memiliki utang dalam jangka panjang, mulai pikirkan strategi untuk dapat mengatur ulang kembali utang dengan pihak pemberi.
Memiliki penghasilan tambahan juga bisa dipikirkan terutama ketika kondisi ekonomi turun, apalagi saat kondisi resesi ada kemungkinan besar penurunan atau kehilangan penghasilan terjadi. Penghasilan tambahan dapat membantu menjaga kondisi keuangan, terlebih jika sumber penghasilan utama terhenti akibat dari resesi.