Di saat yang sama Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan tentang terpilihnya Bali sebagai tuan rumah WWF ke-10, lekat dengan filosofi air. Di Bali, air tidak hanya memiliki fungsi dalam dimensi kehidupan sehari-hari untuk minum, masak, mandi, nyuci, dan irigasi. Tetapi untuk masyarakat Bali, air adalah tirta yang juga digunakan untukmenyucikan diri. Membersihkan manusia dari segala kekotoran.
“World Water Forum ke-10 di Bali ini adalah suatu kehormatan, dan pada tanggal dibukanya nanti pada 18 Mei 2024, bertepatan dengan Hari Jadi Air atau Hari Memuliakan Air di masyarakat Bali,” tegas Wayan.
WWF sendiri merupakan kegiatan pertemuan internasional terbesar di bidang air yang diselenggarakan setiap 3 (tiga) tahun sekali dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Bali secara resmi diputuskan sebagai tuan rumah pada WWF ke-9 di Dakar, Senegal, pada 19 Maret 2022, dengan perolehan 30 dari total 36 suara Dewan Gubernur (Board of Governors) World Water Council. Dalam hal pengelolaan air, Bali dikenal lewat sistem pengairan Subak yang diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Pada 12 Januari 2023, Presiden RI telah mengeluarkan Keppres No. 1 Tahun 2023 tentang Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10 tahun 2024 yang diketuai oleh Menko Marves (Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional) dengan Ketua Harian Menteri PUPR.