Selain itu, lebih dari satu banding tiga (37%) peserta dari Indonesia melaporkan bahwa keterbatasan anggaran merupakan tantangan utama dalam mengoperasionalkan strategi analisis tingkat lanjut mereka.
Indonesia memiliki anggaran tahunan rata-rata terendah untuk analisis dan pengadaan data di kawasan Asia Pasifik, dengan alokasi rata-rata sebesar USD 320 ribu, USD 140 ribu lebih rendah dari rata-rata Asia Pasifik yaitu sebesar USD 464 ribu.
Selain itu, penelitian ini juga menyoroti hambatan-hambatan lain yang dihadapi oleh berbagai LJK di Indonesia, seperti kurangnya kolaborasi antar unit kerja (46%), kurangnya keahlian dan pengalaman (46%), prioritas bisnis yang saling bersaing (44%), kurangnya data dan proses analisis yang tepat (39%), dan minimnya kesiapan untuk mengimplementasikan praktik-praktik tata kelola data (37%).
“Dengan dukungan teknologi yang tepat dan visi strategis, LJK di Indonesia dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dan bertransformasi menjadi pemimpin pasar,” tambah Kompella.
“Pendekatan platform dapat membantu mengurangi kompleksitas dan memberikan kepercayaan diri bagi bank untuk mengintegrasikan dan mengoperasionalkan data dengan lebih baik sehingga dapat menghasilkan keputusan yang lebih cepat dan akurat,” katanya lagi.
FICO akan secara resmi meluncurkan platform berbasis komputasi awan terdepan di industri ini pada tanggal 29 Agustus 2023 di Jakarta. Para profesional industri yang menghadiri acara tersebut akan memiliki kesempatan untuk menyaksikan potensi FICO® Platform secara langsung dan mengeksplorasi cara-cara untuk meningkatkan koneksi pelanggan dan mendorong hasil bisnis yang lebih berdampak.