Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, KLHK Gelar Penghargaan Kalpataru

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 07 Juni 2024 | 06:12 WIB
Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, KLHK Gelar Penghargaan Kalpataru
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Penghargaan Kalpataru 2024.

"Jadi yang pertama, sebagai apresiasi, Ibu Menteri telah menyerahkan Kalpataru. Kemudian karena kepemimpinan dan keteladananya di dalam gerakan lingkungan hidup, mereka mendapatkan dana namanya replikasi untuk tahun berikutnya. Jadi harapannya keteladanan, benchmark itu bisa ditularkan ke daerah-daerah yang lain. Contohnya tadi, kalau tadi pertanyaannya adat ya, adat Punan Batu itu di Kaltara," jelas Bambang.

"Dia itu bisa mengkonservasi 18 ribu di tengah desakan masalah lahan yang begitu kuat. Dengan kearifan lokalnya, mereka hidupnya tergantung di sana. Ada wilayah adatnya, kemudian ada hukum adatnya, ada pemimpin adatnya, dan juga ada masyarakat adatnya. Ternyata dengan kearifan lokal, mereka bisa menjawab bahwa hutan itu adalah rumah dia. Rumah untuk kelangsungan hidupnya. Dan budayanya itu bisa dipertahankan," lanjutnya.

Ungkapan bahagia dilontarkan perwakilan Kelompok KTH Wanampaksi, Sujarwo yang menerima penghargaan Kalpataru 2024. Ia tak menyangka telah mendapat penghargaan ini.

"Kami kemarin kaget juga dapat penghargaan ini dan mudah-mudahan dengan penghargaan ini menambah semangat teman-teman kami dalam kegiatan berkonservasi," ujar Sujarwo.

Sujarwo merupakan bagian dari Kelompok KTH Wanampaksi. Ia bercerita kelompok ini melakukan berbagai kegiatan dan upaya menjaga lingkungan hidup seperti menjaga mata air, menanam tanaman, hingga melestarikan burung.

Awalnya, kelompok tersebut hanya berfokus pada melestarikan burung. Namun, perlahan kelompok ini mencoba untuk beralih dan memulai mengelola kesehatan air dan tanaman.

"Memang untuk kegiatan kami, pertama itu hanya fokus pada burung, tapi burung berjalan, ternyata kita itu salah. Ternyata yang harus kita kelola dan jaga itu adalah air. Makanya di awal kegiatan kita menjaga mata air di setiap awal musim penghujan kita selalu menanam tanaman kitkus di yuna-yuna tangkapan mata air dan kita juga menjaga batuan kas," kata Sujarwo.

"Setelah itu berjalan otomatis habitat burung itu sebenarnya akan bagus sehingga di tempat kami itu burung banyak dan yang menjadi unggulan program kami adalah adopsi sarang burung," lanjutnya.

Kini, menurut Sujarwo, kelompok KTH Wanampaksi semakin fokus melestarikan burung. Di mana ada tiga prioritas yang dilakukan.

Baca Juga: Indonesia Ungkap Keberhasilan Kurangi Deforestasi, APHI Turut Berkontribusi

"Untuk prioritas satu, burung-burung kicauan yang statusnya sudah kritis dan banyak pemburu yang mencari burung-burung itu. Untuk prioritas kedua itu burung kicauan juga. Tapi yang paling banyak itu burung -burung kuntit atau seperti elang. Elang itu kan dilindungi negara, tapi kenapa kita masukkan di prioritas kedua? Karena elang itu jarang yang memburu, maka kita masukkan prioritas dua.Untuk di prioritas 3 itu burung-burung yang di tempat kami itu banyak dan fotografer itu suka dengan burung-burung itu untuk dipotret," ucap Sujarwo.

Selanjutnya, Sujarwo memastikan kelompok KTH Wanampaksi akan terus berinovasi dalam upayanya menjaga habitat burung. Salah satunya, mereka berencana untuk melakukan adopsi pohon aren.

"Karena pohon aren itu bagus untuk air dan yang kedua hampir 20 jenis burung itu untuk bikin sarangnya itu dari ijo aren," tuturnya.

Selain KTH Wanapaksi, terdapat beberapa individu dan komunitas lainnya yang menerima penghargaan Kalpataru. Berikut ini daftar lengkap 10 penerima penghargaan Kalpataru 2024:

  1. Adolof Olof Wonemseba untuk kategori Perintis Lingkungan (Papua Barat)
    Kegiatan : Konservasi Karang Kima (Kerang Raksasa).
  2. Infirmus Abi Perintis lingkungan (NTT)
    Kegiatan : Konservasi Sumber Daya Air.
  3. Sururi – Profesor Mangrove adalah julukannya
    Kegiatan: Perintis Lingkungan (Semarang- Jateng).
  4. Komang Anik Sugiani
    Kegiatan: Perintis Lingkungan (Bali) yang fokus pada penanganan sampah.
  5. Kepala BPDAS Way Seputih Lampung Idi Bantara untuk kategori Pengabdi Lingkungan.
    Kegiatan: Collaborative management menangani koflik dan mengajak warga untuk berkebun alpukat sieger.
  6. Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Batu Benau Sajau Kalimantan Utara.
  7. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bekayuh Baumbai Bebudaya, pelestari pesut mahakam
    Kegiatan: Penyelamat lingkungan.
  8. Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanapaksi (Kulon Progo Yogyakarta) Kegiatan: Konservasi air, burung, karst.
  9. Dindin Komarudin untuk kategori Pembina Lingkungan.
    Kegiatan: Pendaur ulang sampah dari Jakarta.
  10. Rukmini Paata Toheke, Pembina lingkungan dan konservasi berbasis adat di Sulawesi tengah.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI