Shinta Widjaya Kamdani, Ketua Umum Apindo, menyatakan bahwa tekanan dari aksi premanisme ini tidak hanya membebani dunia usaha, tetapi juga berpotensi merusak iklim investasi Indonesia. Menurutnya, gangguan seperti ini menciptakan ketidakpastian dalam berbisnis, yang pada akhirnya dapat membuat investor berpikir ulang untuk menanamkan modal di Indonesia.
Shinta menegaskan bahwa praktik pemalakan oleh oknum ormas bukan hanya menjadi masalah bagi perusahaan-perusahaan, tetapi juga dapat berdampak buruk terhadap daya saing Indonesia sebagai destinasi investasi. "Aksi seperti ini tidak hanya merugikan pelaku usaha, tetapi juga mengancam reputasi Indonesia di mata investor global," ujarnya.
Dia menambahkan, jika masalah ini tidak segera ditangani, bisa menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi minat investor asing maupun domestik untuk berinvestasi di Indonesia. HKI bahkan melaporkan, Indonesia kehilangan ratusan triliun gara-gara ulah preman dan ormas.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni