Suara.com - Utang merupakan elemen umum dalam operasional bisnis, sering digunakan untuk ekspansi, modal kerja, atau mengatasi krisis keuangan. Namun, tanpa pengelolaan yang baik, utang dapat menjadi ancaman serius bagi kelangsungan usaha.
Teori keuangan seperti Pecking Order Theory (Myers & Majluf, 1984) menunjukkan bahwa perusahaan cenderung memilih pembiayaan internal sebelum beralih ke utang, dan akhirnya ekuitas, untuk meminimalkan risiko.
Berikut adalah strategi berbasis teori dan praktik untuk mengelola utang bisnis secara efektif.
1. Memahami Struktur Utang
Langkah awal adalah menganalisis struktur utang bisnis Anda. Menurut Trade-Off Theory (Kraus & Litzenberger, 1973), ada keseimbangan antara manfaat pajak dari utang dan risiko kebangkrutan.
Identifikasi jenis utang (pinjaman bank, kredit supplier, atau obligasi), suku bunga, tenor, dan jadwal pembayaran.
Dengan data ini, Anda dapat menilai rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) untuk memastikan utang tidak melebihi kapasitas finansial perusahaan.
2. Anggaran dan Proyeksi Arus Kas
Anggaran yang ketat adalah pondasi pengelolaan utang. Teori Cash Flow Management menekankan pentingnya likuiditas untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (Ross et al., 2019).
Alokasikan pendapatan untuk pembayaran utang dan buat proyeksi arus kas berdasarkan pola pendapatan historis serta perkiraan masa depan.
Ini membantu mengantisipasi kekurangan dana dan menyesuaikan pembayaran agar bisnis tetap berjalan lancar.
3. Negosiasi dengan Kreditur
Jika pembayaran utang menjadi sulit, negosiasi dengan kreditur bisa menjadi solusi. Penelitian oleh Altman (1968) dalam model Z-Score menunjukkan bahwa komunikasi proaktif dengan kreditur dapat mencegah kebangkrutan.
Ajukan perpanjangan tenor atau penurunan suku bunga dengan menyertakan rencana pembayaran yang realistis.
Kreditur sering bersedia berkompromi demi menjaga hubungan jangka panjang.