Para CEO Ramal 6 Bulan Lagi Ekonomi Dunia Bakal Alami Resesi

Selasa, 15 April 2025 | 11:59 WIB
Para CEO Ramal 6 Bulan Lagi Ekonomi Dunia Bakal Alami Resesi
Ilustrasi resesi ekonomi. (Dok. Duit Pintar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun, JPMorgan menaikkan risiko resesi menjadi 60% selama aksi jual pasar awal bulan ini dalam catatan analis berjudul "Akan Ada Darah."

"Jika dipertahankan, kenaikan tarif [kira-kira] 22% poin tahun ini akan menjadi kenaikan pajak AS terbesar sejak 1968. Alasan kuat dapat dibuat bahwa tarif terbaru lebih merusak mengingat pangsa impor dan globalisasi yang lebih luas jauh lebih besar sekarang daripada pada tahun 1930-an," tulis para analis. 

Ditambah lagi, para analisis menempatkan risiko geopolitik di atas risiko ekonomi AS tetap mengakui kemungkinan resesi. "Tidak ada yang menginginkan itu, tetapi mudah-mudahan, jika ada, itu akan berlangsung singkat. Memperbaiki masalah tarif dan perdagangan ini akan menjadi hal yang baik untuk dilakukan," imbuhnya.

CEO BlackRock Larry Fink juga mengatakan minggu lalu dalam sebuah wawancara di Economic Club of New York bahwa sebagian besar CEO yang ia ajak bicara berpikir AS sudah dalam resesi. Bank-bank lain seperti Goldman Sachs sebenarnya telah menurunkan perkiraan risiko resesi mereka menyusul pengumuman Trump tentang penangguhan tarif selama 90 hari. Namun para ekonom tidak yakin penangguhan tersebut akan mencegah resesi.

“Saya tidak merasa senang dengan pengumuman presiden untuk menunda tarif timbal balik selama 90 hari,” kata kepala ekonom Moody's Mark Zandi kepada Alena Botros dari Fortune.

“Bahkan jika pemerintah dapat melakukan beberapa kesepakatan selama periode ini, itu akan membuat kita memiliki tarif yang jauh lebih tinggi, yang merupakan kenaikan pajak bagi konsumen dan bisnis Amerika," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI