Ogah Kuliah, Gen Z Pilih Kerja Bidang Konstruksi yang Punya Gaji Ratusan Juta

Jum'at, 25 April 2025 | 08:48 WIB
Ogah Kuliah, Gen Z Pilih Kerja Bidang Konstruksi yang Punya Gaji Ratusan Juta
Ogah kuliah, Gen Z pilih bekerja
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para anggota Gen Z lulus SMA dan memasuki masa dewasa, banyak yang memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Hal itu sebagian disebabkan oleh mahalnya biaya untuk mendapatkan gelar sarjana. Biaya tahunan untuk masuk perguruan tinggi negeri empat tahun di dalam negeri meningkat. 

Adapun biayanya sekitar 30% antara tahun 2011 dan 2023. Berdasarkan data dari Education Data Initiative biaya kuliah naik sebesar 42% di perguruan tinggi swasta selama empat tahun di Amerika Serikat. “Saat ini, jumlah mahasiswa di universitas dalam negeri empat tahun berkurang sekitar 2 juta orang dibandingkan tahun 2011,” kata Nich Tremper, ekonom senior di platform penggajian dan tunjangan Gusto dilansir CNBC Make It, Jumat (25/4/2025).

Sebaliknya, banyak anak muda yang menekuni pekerjaan terampil di bidang konstruksi, perpipaan, listrik, dan perbaikan otomotif. Pada kuartal pertama tahun 2024, sebanyak 18% Gen Z memilih bekerja. Berdasarkan Departemen Tenaga Kerja anak muda berusia 18 hingga 25 tahun mencakup hampir 25% dari semua karyawan baru di industri perdagangan terampil tahun itu.

Salah satunya Gen Z menemukan tempat mereka dalam pekerjaan industri kontruksi. Apalagi tarif terbaru pemerintahan Trump makin membuat biaya kuliah mahal. Hal itu dilakukan oleh lulusan SMA bernama Bradbury yang mengambil pekerjaan untuk pengelasan.

"Saya langsung terpesona oleh kenyataan bahwa saya bisa memiliki kemampuan untuk membangun sesuatu dengan tangan saya sendiri Setelah lulus sekolah menengah atas, saya mengambil kursus sertifikasi pengelasan selama sembilan bulan di Universal Technical Institute dengan biaya sekitar 21.000 ribu dollar AS," katanya.

Hingga dia mendapat pekerjaan di perusahaan militer dan keamanan informasi BAE Systems bahkan sebelum menyelesaikan kursusnya dengan gaji awal sekitar 57.000 ribu per tahun atau sekitar Rp 951 ratu juta. Dia sekarang menjadi tukang las kelas dua di kapal Angkatan Laut AS di Norfolk, Virginia.

Selain itu lulusan SMA bernama Chase Gallagher juga langsung menekuni dunia bekerja. Dia mendaftarkan perusahaan lanskapnya, CMG Landscaping, pada tahun 2015. Pada usia 18 tahun, dia memiliki sebanyak 82 klien. "Saya hanya melihat angka-angkanya dan berkata, Dengar, saya tidak akan menghentikan bisnis saya dan membayar biaya kuliah,'" katanya.

Meskipun biaya pendidikan tinggi, upah lulusan perguruan tinggi cenderung lebih tinggi. Upah rata-rata lulusan perguruan tinggi pada tahun 2024 adalah 80.000 ribu dollar AS, menurut data terbaru dari Federal Reserve Bank of New York. Lulusan perguruan tinggi juga memperoleh laba rata-rata 12,5% atas investasi mereka.

Menurut Tremper, tarif terbaru Presiden Donald Trump mungkin menghadirkan beberapa tantangan bagi Generasi Z yang memilih pekerjaan di bidang manufaktur atau konstruksi, misalnya. Menurut Gedung Putih, Trump telah mengenakan tarif 10% pada semua negara, ditambah tarif yang lebih tinggi pada berbagai produk dari Meksiko dan Kanada. Kayu lunak Kanada, yang digunakan dalam konstruksi rumah, misalnya, saat ini dikenakan tarif sebesar 14,54%.

Baca Juga: Bisnis Perawatan Kulit Banyak Dilirik Efek Penuaan Dini di Usia Muda

"Kita tentu perlu berpikir bahwa tarif kayu lunak yang masuk ke negara ini akan merugikan kesempatan bagi orang-orang ini untuk bekerja dan mengembangkan keterampilan mereka, peningkatan biaya pembangunan rumah dapat menyebabkan permintaan yang lebih rendah, yang akan membatasi jumlah pekerjaan konstruksi yang tersedia," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI