Suara.com - PT Astra Agro Lestari Tbk atau (Astra Agro/AALI) mencatatkan kinerja positif selama tahun 2024 sehingga mampu melakukan pembagian dividen yang maksimal ke seluruh pemegang saham.
Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia tahun 1997 tersebut juga kembali menegaskan konsistensi dalam penerapan tata kelola berkelanjutan dalam menjalankan bisnisnya di tahun 2025 dalam misinya yang bertema Reinforcing Sustainability.
Hal tersebut diungkapkan dalam Public Expose (Pubex) tahunan yang digelar usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Menara Astra pada Senin (28/4/2024).
Atas kinerja Perseroan yang solid, dalam RUPST tersebut para pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih perseroan yang berakhir tanggal 31 Desember 2024 sebesar Rp1,1 triliun. Selain itu disetujui pula pembagian dividen sebesar Rp515,8 miliar atau setara dengan Rp268 per lembar saham.
Pada tanggal 24 Oktober 2024, Perseroan telah melakukan pembayaran dividen interim sebesar Rp161,7 miliar yang setara dengan Rp84 per lembar saham.
Sisanya sebesar Rp354,1 miliar atau setara dengan Rp184 per lembar saham akan dibayarkan pada tanggal 28 Mei 2025 pada pemegang saham.
“Kenaikan harga telah mendorong revenue kami naik 5% yoy menjadi Rp21,82 triliun dengan laba bersih Perseroan meningkat 9% dari Rp1,06 triliun menjadi Rp1,15 triliun pada tahun 2024. Selain itu, strategi melakukan efisiensi biaya, peningkatan keunggulan operasional, dan inovasi dalam proses produksi yang dijalankan secara konsisten sebagai bagian dari pembenahan berkelanjutan telah membuat Perseroan mampu memetik hasil yang lebih maksimal,” ungkap Direktur Perseroan, Tingning Sukowignjo ditulis Senin (28/4/2025).
Sebagai informasi, harga rata-rata CPO di pasar Rotterdam mengalami peningkatan sebesar 12% dari US$964/ton pada tahun 2023 menjadi US$1.084/ton sepanjang tahun 2024.
Peningkatan harga global berdampak positif bagi harga rata-rata CPO perusahaan yang ikut meningkat sebesar 15,6% di tahun 2024 menjadi Rp12.883/kg dari Rp11.142/kg pada tahun 2023.
Baca Juga: Garudafood (GOOD) Tebar Dividen Rp350 Miliar ke Pemegang Saham
Di sisi lain, harga rata-rata minyak kedelai (soy oil) mengalami penurunan pada tahun lalu, karena jumlah produksi yang naik bila dibandingkan minyak nabati lainnya sehingga menciptakan pasar minyak nabati global menjadi lebih kompetitif.
Sepanjang tahun 2024, penjualan Astra Agro sebesar 69% ditujukan dari pasar domestik. Hal tersebut sejalan dengan komitmen untuk mensukseskan program pemerintah khususnya dalam memenuhi pasokan minyak sawit domestik melalui kebijakan Domestic Market Obligations (DMO).
Sedangkan 31% penjualan Astra Agro untuk memenuhi kebutuhan global melalui pasar ekspor ke berbagai negara, diantaranya ke China, India, Korea Selatan, dan Pakistan.
Ditengah berbagai tantangan operasional yang melanda industri kelapa sawit Indonesia termasuk Astra Agro, Perusahaan berkode AALI ini tetap fokus pada pengembangan Research and Development (R&D) untuk menciptakan penemuan-penemuan baru yang dapat mendorong kinerja operasional yang berkelanjutan di masa yang akan datang.
Upaya tersebut sejalan dengan pula dengan inisiatif keberlanjutan yang tertuang dalam strategi perusahaan yakni Astra Agro Sustainability Aspirations 2030 yang berfokus pada upaya-upaya dalam mengurangi efek Gas Rumah Kaca (GRK), Keberagaman dan lingkungan yang inklusi serta memastikan jalannya Perseroan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat sekitar area operasional perseroan dan Bangsa Indonesia pada umumnya.
Pada tahun 2024, Perseroan kembali menciptakan lompatan besar dengan membangun fasilitas methane capture. Saat ini, Perseroan telah memiliki dua unit methane capture di Provinsi Riau yang bertujuan untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sekaligus memberikan efisiensi energi dalam bentuk Energi Baru Terbarukan (EBT). Inisiatif Perseroan ini sesuai dengan strategi portfolio roadmap Astra Agro Sustainability Aspirations 2030.