Valdy menjelaskan bahwa pelaku pasar masih mencermati arah kebijakan perdagangan global, terutama sikap Presiden Trump yang menyatakan belum ada rencana konkret untuk melanjutkan negosiasi dagang dengan Tiongkok.
Pernyataan ini sedikit kontras dengan kabar sebelumnya bahwa Tiongkok sedang mengevaluasi kemungkinan pembukaan dialog dagang.
Investor global juga menunggu hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed yang dijadwalkan berlangsung pada 7 Mei. Konsensus pasar memperkirakan bahwa bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,5 persen.
"Perubahan kebijakan nampaknya baru dapat dilakukan jika ada kepastian kebijakan tarif perdagangan antara AS dengan China," kata Valdy.
Di Eropa, pasar saham ditutup bervariasi seiring dengan kecenderungan investor untuk bersikap “wait and see” menjelang rilis kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral di kawasan tersebut, termasuk Bank of England, Norges Bank, dan Sveriges Riksbank.
Adapun meningkatnya ketidakpastian global turut mendorong naiknya imbal hasil obligasi AS (U.S. 10-year Bond Yield) menjadi 4,349 persen. Harga emas juga mencatatkan penguatan 0,49 persen ke level USD3.337,6 per troy ounce.
Dengan berbagai perkembangan tersebut, pelaku pasar disarankan untuk tetap waspada dan mencermati peluang dalam saham-saham sektoral yang potensial.
Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham untuk perdagangan diantaranya, yaitu ADMR, AMRT, AADI, MYOR, dan INDY.
Saham-saham ini dinilai memiliki potensi pertumbuhan menarik di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Melemah Tipis Hari Ini, Bursa Asing Mayoritas Terkoreksi