7 Fakta ANTM yang Wajib Diketahui Investor Sebelum Beli Sahamnya

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 07 Mei 2025 | 14:06 WIB
7 Fakta ANTM yang Wajib Diketahui Investor Sebelum Beli Sahamnya
Emas Antam. (Foto: Antaranews.com)

Suara.com - Harga emas Antam kembali meroket, Rabu (7/5/2025) hari ini hingga menembus Rp1.956.000 per gram. Sementara itu, harga buyback (beli kembali) emas Antam dibanderol di harga Rp1.805.000 per gram. Harga yang terus melambung membuat Antam menjadi instrumen yang menarik untuk berinvestasi, termasuk dengan membeli saham perusahaan tersebut. Namun, sebelum mengambil keputusan, ketahui 7 fakta tentang Antam sebelum membeli sahamnya.

1. Harga Saham Meroket

Harga saham ANTM menyentuh level tertinggi bulan ini yakni Rp2.750 per saham. Dengan tren yang positif, Antam berada di urutan teratas dalam investasi sektor emas hingga beberapa bulan ke depan.

2. Gejolak Politik Global Picu Kenaikan Harga Emas

Harga emas spot melanjutkan reli kenaikannya dan diperdagangkan di atas level USD3.400 pada hari Selasa, terdorong oleh pelemahan Dolar AS dan meningkatnya sentimen penghindaran risiko di pasar global. Seperti dinukil dari FXstreet, ketidakpastian politik di Eropa, terutama di Jerman, menjadi salah satu pendorong utama meningkatnya permintaan aset safe haven seperti emas.

Gejolak politik muncul setelah Friedrich Merz, pemimpin konservatif Jerman, gagal memperoleh dukungan mayoritas dalam pemungutan suara parlemen untuk menjadi kanselir pada upaya pertamanya. Meskipun akhirnya berhasil dalam putaran kedua, ketidakstabilan politik ini memperkuat kekhawatiran pasar mengenai arah kebijakan di salah satu negara ekonomi terbesar Eropa.

3. Laba Triwulan Pertama Melonjak Rp2,32 Triliun

ANTM mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan positif sepanjang Triwulan Pertama Tahun 2025 (Januari-Maret 2025, 1Q25). Capaian ini semakin mengokohkan kehandalan operasional perusahaan di 1Q25, ANTAM berhasil mencatatkan pertumbuhan profitabilitas dengan capaian laba periode berjalan pada 1Q25 mencapai sebesar Rp2,32 triliun, melonjak signifikan 1.003% dari capaian laba periode berjalan pada 1Q24 sebesar Rp210,59 miliar.

Selaras dengan pertumbuhan laba periode berjalan, ANTAM mencatatkan pertumbuhan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang meningkat 518%, dengan capaian EBITDA 1Q25 sebesar Rp3,26 triliun, dibandingkan EBITDA 1Q24 sebesar Rp527,61 miliar.

Baca Juga: Harga Emas Antam Mulai Perlahan Naik Hari Ini Dibanderol Rp1.905.000 per Gram

4. Penjualan Bersih Antam Meningkat

Penjualan bersih ANTAM pada 1Q25 sebesar Rp26,15 triliun, meningkat 203% dibandingkan penjualan bersih 1Q24 sebesar Rp8,62 triliun. Penjualan domestik 1Q25 berkontribusi sebesar Rp24,83 triliun atau setara 95% dari total penjualan bersih ANTAM periode 1Q25. Petumbuhan penjualan domestik, sejalan dengan strategi Perusahaan untuk memperkuat basis pelanggan di dalam negeri pada produk-produk emas, bijih nikel dan bijih bauksit.

Segmen emas menjadi penopang utama kinerja ANTAM, dengan capaian pertumbuhan penjualan yang signifikan di 1Q25 sebesar 182% dengan nilai Rp21,61 triliun jika dibandingkan dengan penjualan emas 1Q24 senilai Rp7,67 triliun. Produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan ANTAM dengan proporsi 83% terhadap total penjualan ANTAM pada 1Q25. 

5. Pengembangan Bisnis ANTAM

Untuk memperkuat bisnis emas, ANTAM telah menandatangani akta perjanjian jual beli lahan dengan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur pada Februari 2025. Penandatanganan ini menjadi langkah awal menuju tahap perencanaan proyek pengembangan fasilitas pengolahan logam mulia di JIIPE, dengan rencana pembangunan pabrik manufaktur yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperkuat daya saing ANTAM.  

Pada segmen nikel, Proyek Kerjasama Pengembangan Ekosistem EV Battery di Indonesia, telah berhasil mencapai beberapa tonggak penting di awal tahun 2025 ini untuk mendukung kelancaran persiapan konstruksi sesuai jadwal.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI