Suara.com - Raksasa teknologi Indonesia, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), akhirnya angkat bicara terkait spekulasi liar dan rumor yang beredar kencang di berbagai media mengenai potensi transaksi besar antara mereka dengan sang rival abadi, Grab.
Melalui keterangan resmi yang disampaikan pada Sabtu (10/5/2025), GoTo memberikan klarifikasi yang cukup normatif namun mengisyaratkan adanya lamaran serius dari perusahaan asal Singapura tersebut.
Sekretaris Perusahaan GoTo, RA Koesoemohadiani, menyatakan bahwa Grup GoTo memang secara rutin menerima berbagai penawaran dari berbagai pihak. Pernyataan ini secara tidak langsung membenarkan adanya ketertarikan dari pihak eksternal, termasuk spekulasi mengenai Grab.
Lebih lanjut, Koesoemohadiani menjelaskan bahwa manajemen GoTo memiliki kewajiban untuk menjajaki secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian setiap penawaran yang masuk. Langkah ini semata-mata bertujuan untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham Perseroan. Tak hanya itu, GoTo juga menegaskan akan selalu memperhatikan kepentingan terbaik bagi mitra pengemudi, mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), pelanggan, karyawan, dan seluruh pemangku kepentingan kunci dalam setiap pertimbangan strategisnya.
![Ilustrasi logo Grab. [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/11/04/43788-ilustrasi-logo-grab-antara.jpg)
Kendati mengakui adanya penjajakan, GoTo dengan tegas menyatakan bahwa hingga tanggal keterbukaan informasi ini (7 Mei 2025), Perseroan belum mencapai keputusan apapun terkait penawaran yang mungkin telah diketahui atau diterima. Pernyataan ini sejalan dengan keterbukaan informasi sebelumnya pada 19 Maret 2025, di mana GoTo juga membantah adanya kesepakatan konkret dengan pihak manapun terkait isu merger atau akuisisi dengan Grab.
"Sebagaimana telah kami jelaskan pada keterbukaan yang kami sampaikan sebelumnya tertanggal 19 Maret 2025, belum ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi sebagaimana telah dispekulasikan di media massa," tegas Koesoemohadiani.
Di tengah riuh rendah spekulasi, GoTo juga menyinggung pencapaian kinerja keuangan kuartal pertama 2025 yang dinilai sangat baik. Perseroan mencatatkan EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) yang disesuaikan tertinggi untuk unit bisnis Financial Technology (Fintech) dan On-Demand Services, serta pertumbuhan Gross Transaction Value (GTV) inti tahunan yang berkelanjutan. Capaian positif ini dinilai mencerminkan bauran produk Perseroan yang kuat dan eksekusi strategis di seluruh ekosistem yang terintegrasi. Kinerja solid ini tentu menjadi modal yang kuat bagi GoTo dalam mempertimbangkan berbagai opsi strategis ke depan.
Lebih lanjut, GoTo memastikan bahwa penyebaran isu mengenai potensi transaksi dengan Grab tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha Perseroan. Hal ini menunjukkan bahwa GoTo mampu menjaga fokus bisnisnya di tengah berbagai spekulasi yang beredar.
Penjelasan resmi dari GoTo ini diberikan sebagai bentuk kepatuhan terhadap Peraturan OJK Nomor 31 /POJK.04/2015, Peraturan OJK Nomor 45 tahun 2024, dan Keputusan Direksi BEI No:Kep-00066/BEI/09-2022 terkait kewajiban penyampaian informasi material oleh emiten atau perusahaan publik.
Baca Juga: Mana Lebih Tinggi Transaksi Judol atau Kripto?
Meskipun belum ada kepastian mengenai "perkawinan" dengan Grab, langkah GoTo yang secara terbuka mengakui adanya penjajakan menunjukkan bahwa segala opsi strategis sedang dipertimbangkan demi masa depan perusahaan dan para pemangku kepentingannya. Publik dan investor kini menanti langkah selanjutnya dari kedua raksasa teknologi ini di tengah dinamika persaingan yang semakin ketat.