Menurut Sutrisno, okupansi mereka kini turun ke kisaran 43–44 persen, membuat keberlangsungan bisnis mereka kian sulit.
"Hotel-hotel kecil itu kan berat gitu. Karena modal kerja yang kecil itu kan terbatas. Kemampuan dia untuk bertahan di pasar kan juga terbatas juga," tambahnya.
Terkait tambahan anggaran yang baru-baru ini disahkan oleh DPR dan sebelumnya sempat diblokir, Sutrisno berharap dana tersebut benar-benar dibelanjakan ke sektor-sektor yang dapat membantu industri perhotelan pulih kembali.
"Kita pasti senang dengan perkembangan itu, ya. Cuma nanti pembelanjaannya itu juga mesti kita kebahagiaan, gitu. Kalau dia dibuka, tapi kebetulan pembelanjaannya ke tempat lain kan kita nggak kebahagiaan juga," kata dia.
Namun ia juga mengingatkan bahwa efisiensi anggaran bukanlah kebijakan yang sebaiknya diberlakukan dalam jangka panjang, karena dampaknya yang meluas tidak hanya bagi sektor hotel, tetapi juga sektor pariwisata dan UMKM pendukung lainnya.
"Kalau itu terus-menerus dan itu mengenai kita, kita pasti lebih parah lagi dong. Kita-kita berharap ya jangan terus-menerus. Mesti ada upaya untuk mendorong lagi," pungkasnya.