Meski Diserang, Indonesia Buktikan Hilirisasi Bisa Jalan dengan Bertanggung Jawab

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 04 Juni 2025 | 09:32 WIB
Meski Diserang, Indonesia Buktikan Hilirisasi Bisa Jalan dengan Bertanggung Jawab
Sebagai ilustrasi. ANTARA/HO
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Prabowo Subianto menegaskan sikap kerasnya terhadap pihak asingyang dinilai mencoba merongrong kekuatan ekonomi Indonesia.

Hal tersebut disampaikannya dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Pejambon, Jakarta pada Selasa 2 Juni 2025.

Presiden Prabowo menyuarakan pesan penting, yakni Indonesia jangan mudah dipecah-belaholeh kekuatan luar, apalagi karena kekayaannya sendiri.

"Saya mengajak sekali lagi seluruh rakyat Indonesia bersatu. Perbedaan jangan menjadisumber gontok-gontokan. Ini selalu yang diharapkan oleh kekuatan asing yang tidak sukaIndonesia kuat, tidak suka Indonesia kaya,” katanya.

Prabowo juga menegaskan bahwa usaha memecah belah Bangsa Indonesia tersebut dilakukanasing dengan membiayai kelompok-kelompok tertentu dengan alasan penegakan demokrasi.

"Ratusan tahun mereka adu domba kita sampai sekarang, dengan uang, mereka membiayaiLSM-LSM untuk mengadu domba kita. Mereka katanya penegak demokrasi HAM kebebasanpers, padahal itu adalah versi mereka sendiri," ujarnya.

Pernyataan Prabowo tersebut seolah menjawab serangan bertubi-tubi dari negara asingterhadap kebijakan hilirisasi yang dilakukan Indonesia.

Namun Prabowo menekankan bahwa sikap tegas ini bukan berarti anti-asing. Iamengingatkan pentingnya sikap waspada dan mandiri.

"Saya tidak mengajak Bangsa Indonesia untuk curiga sama bangsa asing, kita tidak bolehdipermainkan oleh bangsa manapun," ujarnya.

Baca Juga: Geger! Aktivis Greenpeace Terobos Konferensi Mineral, Wamenlu Sampai...

"Bangsa Indonesia harus berdiri di atas kaki kita sendiri,” lanjutnya.

Pernyataan Presiden Prabowo ini sejalan dengan pandangan Guru Besar Hukum InternasionalUniversitas Indonesia, Prof Hikmahanto Juwana, yang menyebut bahwa tekananinternasional, khususnya dari negara-negara maju seperti AS, sering kali bersifat tidakkonsisten dan mengutamakan kepentingan sendiri.

"Jika kepentingan nasional kita terganggu dengan perjanjian-perjanjian yang dibuat secarainternasional, tentu sebaiknya kita tidak akan ikut dalam perjanjian tersebut," kata Hikmahanto kepada Suara.com, Senin 2 Juni 2025.

Ia menegaskan bahwa Indonesia harus tetap teguh pada prinsipnya dan tidak perlu tundukpada tekanan global, jika itu tidak sejalan dengan kepentingan nasional.

"Indonesia seharusnya konsisten dengan kepentingan nasional," tegasnya.

Sebagai gambaran umum, Indonesia saat ini sedang berfokus pada hilirasasi komoditas tambang seperti bauksit dan timah. Dalam industri aluminium, hilirisasi dimulai dari penambangan bauksit yang tersebar di Kalimantan Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI