Jaga Keberlangsungan Perusahaan, Petronas akan PHK 5.000 Pegawainya

Senin, 09 Juni 2025 | 14:11 WIB
Jaga Keberlangsungan Perusahaan, Petronas akan PHK 5.000 Pegawainya
Ilustrasi Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam waktu dekat Petronas akan memutuskan hubungan kerja 5.000 karyawannya. [ANTARA/Virna P Setyorini/aa.]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan energi asal Malaysia Petroliam Nasional atau Petronas bersiap memangkas sekitar 10 persen tenaga kerjanya.

Langkah tersebut dilakukan dalam upaya restrukturisasi agar bisa menghemat anggarannya tahun ini.

Kepala Eksekutif Petronas Tengku Muhammad Taufik mengatakan keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK) perlu 'menyesuaikan' tenaga kerjanya untuk memastikan kelangsungan hidup perusahaan dalam beberapa dekade mendatang.

Petronas memiliki hampir 50 ribu karyawan. Adapun sekitar 5 ribu karyawannya bakal terkena PHK.

"Ini adalah bagian dari restrukturisasi organisasi yang perlu dilakukan agar perusahaan tetap adaptif dan berdaya tahan dalam menghadapi dinamika pasar energi global yang terus berubah,"katanya.

Bloomberg sebelumnya melaporkan, pada hari Selasa, Petronas sedang mempertimbangkan penjualan perusahaan Kanada-nya, yang sebelumnya dikenal sebagai Progress Energy Resources Corp. Namun, hal itu dibantah langsung Petronas. 

"Kanada sangat penting bagi ambisi kami untuk mempertahankan posisi kami di sektor gas alam cair," kata Tengku Taufik.

Tidak hanya itu, anjloknya harga minyak—ditambah dengan menurunnya produksi dari kilang-kilang tua—akan menjadi tantangan bagi Pemerintah Malaysia, yang memperoleh 10 persen pendapatannya dari Petroliam Nasional Bhd, nama lengkap perusahaan tersebut, pada 2024.

Produsen energi ini tidak hanya menjadi tulang punggung sektor energi negara, tetapi juga berperan penting dalam mendanai infrastruktur, pendidikan, dan program sosial melalui dividen dan pajak.

Baca Juga: Daya Beli Menurun, Awas Gelombang PHK Makin Tinggi

Taufik mengungkap bahwa Petronas menetapkan anggaran berdasarkan harga minyak Brent sekitar 75 dolar AS hingga 80 dolar ASper barel. 

Patokan global saat ini diperdagangkan mendekati 65 dolar AS atau turun sekitar 13 persen tahun ini karena ketegangan perdagangan mengancam pertumbuhan global dan OPEC+ memulihkan produksi.

Laba bersih Petronas turun 32 persen pada tahun 2024, setelah merosot sebesar 21 persen pada tahun 2023.

Sebelumnya, ancang-ancang untuk melakukan PHK terhadap ribuan pegawainya pernah diumumkan Petronas beberapa Waktu lalu.

Tengku Muhammad Taufik Tengku Aziz mengatakan bahwa Petronas membutuhkan perampingan organisasi untuk menjamin masa depan raksasa migas asal Malaysia itu.

"Alasan untuk melakukan ini adalah untuk memastikan kelangsungan hidup Petronas dalam beberapa dekade mendatang," katanya kepada media local seperti dilansir OilPrice pada Kamis 13 Februari 2025.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI