Suara.com - Pemerintah Indonesia resmi mencabut izin usaha pertambangan (IUP) empat perusahaan nikel yang beroperasi di Kepulauan Raja Ampat. Namun, PT Gag Nikel, anak perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (Antam), tetap mendapatkan izin aktivitas tambang nikel.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menilai, PT Gag Nikel memiliki legalitas dan rekam jejak operasional yang berbeda dibandingkan empat perusahaan lainnya.
"Bapak Presiden memutuskan, memperhatikan semua yang ada, mempertimbangkan secara komprehensif, dan Bapak Presiden memutuskan bahwa empat IUP yang di luar Pulau Gag itu dicabut. Jadi mulai terhitung hari ini, pemerintah telah mencabut empat IUP di Raja Ampat," ujarnya dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025).
Bahlil menjelaskan, dari kelima perusahaan tersebut, hanya PT Gag Nikel yang memiliki Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk tahun 2025. Empat perusahaan lainnya, yang dicabut izinnya, tidak memiliki RKAB yang aktif.
Lebih jauh, ia melanjutkan, status PT Gag Nikel memang berbeda karena berada di bawah skema Kontrak Karya (KK). Skema ini menjadikan posisi hukum dan operasional PT Gag lebih kuat dan terikat oleh perjanjian jangka panjang dengan pemerintah.
Apalagi, keterlibatan PT Gag pada tambang nikel di Pulau Gag telah dimulai sejak lebih dari lima dekade lalu.
"Proses awal PT Gag Nikel dimulai pada tahun 1972 dengan melakukan eksplorasi tahap awal di Pulau Gag, kemudian pada 19 Februari 1998 dilakukan penandatanganan Kontrak Karya untuk eksplorasi PT Gag Nikel dan tahap eksplorasi lanjutan pada 1999 sampai tahun 2002," imbuh dia.
Setelah itu, tahapan eksplorasi diperpanjang pada periode 2006 hingga 2008. Studi kelayakan dilakukan pada 2008 hingga 2013. Tahap operasi secara resmi diberikan oleh pemerintah pusat pada 30 November 2017, dengan izin produksi yang berlaku hingga tahun 2047.
"Sampai dengan tahap konstruksinya 2015-2017, dan produksinya 2018, ini tahapannya," lanjutnya.
Baca Juga: Prabowo Tak Cabut IUP Nikel PT Gag di Raja Ampat, Hanya Mengawasi
Adapun dari total luas Pulau Gag yang mencapai sekitar 13.000 hektare, hanya 260 hektare yang digunakan untuk kegiatan pertambangan. Dari luasan tersebut, sekitar 130 hektare telah direklamasi dan 54 hektare sudah dikembalikan ke negara. Dalam RKAB, total target produksi PT Gag Nikel sebesar 3 juta wet metric ton (WMT).
Bahlil juga membantah adanya pencemaran laut atau kerusakan terumbu karang akibat aktivitas tambang PT Gag.
"Ini adalah Pulau Gag, jadi yang dibilang bahwa terumbu karangnya, lautnya sudah tercemar, mohon maaf bisa dilihat sendiri," pungkas dia.
Nikel adalah logam transisi berwarna keperakan yang dikenal karena ketahanannya terhadap korosi, kekuatan, dan kemampuan untuk meningkatkan sifat-sifat logam lain ketika dipadukan.
Sifat-sifat unik ini menjadikan nikel sebagai komponen penting dalam berbagai aplikasi industri. Salah satu penggunaan nikel yang paling signifikan adalah dalam produksi baja tahan karat.
Penambahan nikel meningkatkan ketahanan baja terhadap korosi dan oksidasi, membuatnya ideal untuk digunakan dalam peralatan dapur, peralatan medis, konstruksi, dan berbagai aplikasi lainnya.