Harga Beras Meroket, Pemerintah Mau Sebar Bansos

Kamis, 12 Juni 2025 | 15:31 WIB
Harga Beras Meroket, Pemerintah Mau Sebar Bansos
Ilustrasi beras. Harga beras kian melambung membuat pemerintah berencana menyebar bansos. [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Harga beras di beberapa daerah, khususnya di Indonesia Timur, terpantau melambung tinggi bahkan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). 

Menanggapi kondisi ini, Badan Pangan Nasional (NFA) bergerak cepat dengan mempercepat penyaluran bantuan sosial (bansos) beras dan langkah stabilisasi harga lainnya.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa, mengakui adanya kenaikan harga beras yang signifikan. 

"Kami mencermati betul dinamika harga beras dalam beberapa waktu terakhir. Berdasarkan data panel harga pangan, terdapat peningkatan harga di sejumlah kabupaten/kota, dengan beberapa wilayah, terutama di Indonesia Timur, menunjukkan harga yang berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET)," ujar Ketut kepada wartawan, Kamis 12 Juni 2025.

Sebagai gambaran, rata-rata harga beras di wilayah zona III (Maluku dan Papua) saat ini tercatat Rp 19.634 per kilogram, naik tipis 0,29 persen dibanding Mei 2025.

Perbedaan kondisi pasokan antarwilayah ini membutuhkan penanganan khusus agar masyarakat tidak semakin terbebani.

Bansos Beras 10 Kilogram Siap Disalurkan

Untuk meredam gejolak harga, NFA akan mempercepat implementasi dua skema utama pada Juni dan Juli 2025.

Pertama, bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 kilogram per bulan akan disalurkan kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat.

Baca Juga: Bansos Penebalan Tambahan Rp400 Ribu per Orang dari Kemensos Cair Juni, Ini Kriteria yang Berhak

Saat ini, proses verifikasi dan finalisasi anggaran tengah diselesaikan agar distribusi dapat segera dimulai.

"Bantuan pangan beras ini bukan hanya upaya menjaga keterjangkauan pangan bagi seluruh masyarakat khususnya masyarakat miskin, tetapi juga bagian dari strategi stabilisasi sosial yang diharapkan dapat membantu masyarakat menghadapi fluktuasi harga," jelas Ketut.

Perbaikan Distribusi

Selain bansos, NFA juga terus gencar melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM).

Hingga pekan kedua Juni ini, sudah ada 288 kegiatan GPM yang dilaksanakan di 17 provinsi dan 99 kabupaten/kota, mencakup kegiatan nasional maupun lokal.

Tak hanya itu, NFA juga berfokus pada perbaikan sistem pencatatan stok dan transaksi di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Optimalisasi pelaporan ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan keakuratan data.

Food Station pun didorong untuk meningkatkan intensitas pasar murah serta memperkuat sistem pelacakan distribusi secara real time.

Dengan berbagai langkah ini, NFA berharap harga beras dapat kembali stabil dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat, terutama kelompok rentan, tetap terjaga di tengah dinamika pasar saat ini.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pada pekan pertama Juni 2025, secara nasional rata-rata harga beras naik.

Pada zona I yang mencakup Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi— berada dalam rentang HET beras premium dan medium atau naik sebesar 0,72 persen.

Sedangkan, harga tertingginya tembus Rp17.445 per kilogram di Kabupaten Wakatobi. 

Kondisi serupa juga terjadi di zona II; Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan.

Rata-rata harga beras di zona tersebut juga mengalami kenaikan sebesar 0,29 persen meski masih berada di dalam rentang HET beras premium dan medium.

Ilustrasi bansos. Pemerintah mulai menyalurkan bantuan sosial (bansos) triwulan II tahun 2025 untuk 16,5 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). (Ist)
Ilustrasi bansos. Pemerintah mulai menyalurkan bantuan sosial (bansos) triwulan II tahun 2025 untuk 16,5 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). (Ist)

Harga beras tertinggi di zona II terjadi di Kabupaten Mahakam Ulu, yakni mencapai Rp18.082 per kilogram. 

Sementara di zona III harga beras tertinggi terjadi di Kabupaten Intan Jaya mencapai Rp54.772 per kilogram.

Pada zona III yang meliputi daerah-daerah di Papua dan Maluku itu rata-rata harga beras naik sekitar 0,29 persen walau masih berada di rentang HET beras premium dan medium.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI