Suara.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyebut harga pangan bisa melambung tinggi imbas dari pemberlakuan larangan truk obesitas atau Zero Over Dimension Over Load (ODOL).
Dia menjelaskan, biaya logistik merupakan satu-kesatuan yang menentukan harga pangan. Sehingga, menurut Arief, sudah jadi konsekuensi, jika biaya logistik naik, maka berimbas pada harga barang.
"Nah memang konsekuensinya pada saat kita menertibkan kendaraan, utamanya untuk angkutan, ya konsekuensinya, cost per unitnya akan lebih tinggi," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Senin (7/7/2025).
Namun demikian, Arief menilai, di satu sisi memang keselamatan dalam perjalanan itu memang penting, apalagi membawa bahan-bahan pangan.
![Para sopir truk saat menggelar aksi soal nol kelebihan muatan atau zero over dimensi over loading (ODOL) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (2/7/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/02/71776-demo-odol-di-jakarta-demo-sopir-truk-soal-odol.jpg)
"Disitu kan sudah ada dimensinya, sudah ada beban maksimumnya, itu untuk keselamatan berkendara itu satu. Yang kedua, jalan-jalan itu sering rusak karena bebannya terlalu berat, ya, tidak ikut dengan regulasi," jelas dia.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi geram masih dengan kelakukan pengusaha truk yang mementingkan cuan dibandingkan keselamatan nyawa seseorang.
Hal ini, karena masih adanya kecelakaan akibat truk yang mengangkut barang lebih muatan atau Over Dimension Over Load (ODOL). Kecelakaan tersebut bahkan hingga menghilangkan nyawa.
Dia memberi contoh truk tronton ODOL yang tergelincri angkot di Purworejo, Jawa Tengah, mengakibat 11 orang orang tewas dan 6 lainnya luka-luka.
Menurut Menhub, pengusaha jangan hanya melihat angka saja. Sebab, dia menegaskan, nyawa seseorang tidak bisa dinilai lewat angka saja.
Baca Juga: Siap-siap! Bansos Beras Bakal Digelontorkan Minggu Ke-2 Juli
"Satu truk itu bisa ngambil 11 nyawa, satu bis bisa ngambil 12 nyawa. Itu rasanya buat saya enggak bisa, enggak bisa kita bandingkan nyawa. Enggak bisa kita bandingkan nyawa dengan angka," ujar Menhub.
"Apakah kita harus saksikan terus setiap hari ada yang meninggal, enggak mungkin juga. Nah ini yang ingin saya sampaikan, bahwa nyawa manusia tidak bisa kita sandingkan dengan angka," sambung dia.
Menhub kekinian bakal tegas tidak akan ada truk ODOL yang berseliweran. Dia bilang, upaya ini tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saja, perlu dukungan Kementerian/Lembaga lain dan kepolisian.
Selain itu dia menghimbau para pengusaha untuk mulai sadar keselamatan dan tidak lagi mengoperasikan truk Odol. Apalagi, penegasan ODOL ini sudah mundur, yang awalnya bebas ODOL berlakuk pada tahun 2023.
"Jadi ini sudah sampai 2025, sepertinya memang sudah harus kita laksanakan. Dan pada kesempatan ini juga kami sebenarnya ingin mengibau kepada para pengguna jasa maupun pula usaha logistik ya, supaya sudah lah ini sudah terlalu banyak korban jiwa yang terjadi tidak bisa kita teruskan lagi, nyawa manusia ini terlalu berharga. Jadi kita nggak bisa selalu mengatasamakan nilai-nilai angka ya," ucap dia.