BPS Catat Angka Kemiskinan Ekstrem RI Turun Drastis, Kini Sisa 2,38 Juta Jiwa!

Jum'at, 25 Juli 2025 | 10:24 WIB
BPS Catat Angka Kemiskinan Ekstrem RI Turun Drastis, Kini Sisa 2,38 Juta Jiwa!
Warga mencuci pakaian di pelataran kontrakannya di kawasan permukiman padat penduduk, Petamburan, Jakarta, Selasa (19/7). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/Spt.

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin ekstrem di Indonesia pada Maret 2025 mencapai 2,38 juta jiwa.

Angka ini mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menjadi sinyal positif keberhasilan program pengentasan kemiskinan ekstrem pemerintah.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, menuturkan bahwa berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025, jumlah penduduk miskin ekstrem ini berhasil turun sebanyak 1,18 juta orang dari persentase penduduk miskin pada Maret dan September 2024.

"Jika dibandingkan setahun lalu mengalami penurunan 1,18 juta orang, dari persentase penduduk miskin ekstrem pada Maret 2025 mencapai 0,85% atau turun 0,14% jika dibandingkan September 2024 atau jika dibandingkan Maret 2024 lalu turun 0,41%," kata Ateng, dalam rilis data Profil Kemiskinan di Indonesia Kondisi Maret 2025 dan Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Indonesia Kondisi Maret 2025, Jumat (25/7/2025).

Ateng menjelaskan, BPS dalam menghitung jumlah penduduk miskin ekstrem ini menggunakan acuan ketat dari Bank Dunia, yaitu sebesar US$2,15 per kapita per hari (PPP 2017). Angka ini menunjukkan batas pengeluaran minimal seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Penurunan ini menjadi sorotan utama, mengingat data kemiskinan ekstrem baru dirilis secara spesifik oleh BPS pada tahun ini. Langkah ini sejalan dengan Instruksi Presiden No. 8 Tahun 2025 tentang optimalisasi dan penghapusan kemiskinan ekstrem di Indonesia.

"BPS ditugaskan menyelenggarakan survei dan penghitungan pencapaian. Oleh karena itu pada hari ini, BPS akan mengumumkan kemiskinan ekstrem secara nasional," papar Ateng, menandai transparansi pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan. 

Penurunan signifikan dalam jumlah penduduk miskin ekstrem ini tentu menjadi modal optimisme bagi pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. Meskipun angka 2,38 juta jiwa masih merupakan tantangan besar, penurunan yang substansial dalam setahun terakhir menunjukkan bahwa berbagai program intervensi dan kebijakan yang digulirkan pemerintah mulai menunjukkan hasil yang positif.

Baca Juga: Menakar Danantara dan Klaim Ekonomi, Jumat Jadi Hari Penentu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI