Gundy menekankan pentingnya memperhatikan risiko jangka menengah, seperti otomatisasi.
Sekitar 30 persen pekerjaan di sektor manufaktur dan pertanian berisiko tergantikan otomatisasi dalam 10-20 tahun ke depan.
Di saat yang sama, 22-23 persen anak muda Indonesia tidak sedang bekerja, sekolah, maupun menjalani pelatihan.
"Hal ini adalah peringatan serius bagi agenda pembangunan Indonesia," sebut Gundy.
Menurutnya, Indonesia tidak kekurangan modal, namun perlu memastikan investasi mengalir ke sektor-sektor yang mampu menciptakan pertumbuhan berkualitas dan lapangan kerja yang tangguh serta inklusif.
"Kita sudah memiliki momentum dan dasar yang kuat. Yang dibutuhkan sekarang adalah kombinasi kebijakan yang tepat penguatan SDM, kepastian hukum bagi investor, dan pemerataan pembangunan antarwilayah. Fondasinya sudah ada. Tinggal bagaimana kita membangunnya dengan benar," kata Gundy.