Survei ISS: Banyak Orang Kaya Indonesia Tidak Bahagia, Kelas Menengah Paling Happy

Kamis, 21 Agustus 2025 | 22:34 WIB
Survei ISS: Banyak Orang Kaya Indonesia Tidak Bahagia, Kelas Menengah Paling Happy
Direktur Eksekutif ISS Whinda Yustisia membeberkan hasil temuan Survei ISS di Jakarta, Kamis (21/8/2025). [Suara.com/Yaumal Adi H]

Suara.com - Kelompok orang paling bahagia di Indonesia adalah mereka yang berpenghasilan menengah, sementara banyak orang kaya di Tanah Air yang mengaku tidak bahagia.

Ini adalah salah satu kesimpulan survei dari Indonesian Social Survey (ISS) yang diumumkan di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

"Ada hubungan istilahnya kuadratik terbalik. Yang paling bahagia itu yang ada di tengah. Yang enggak bahagia itu yang di ekonomi bawah dan ekonomi atas," kata Direktur Eksekutif ISS Whinda Yustisia di Jakarta, Kamis (20/8/2025). 

Survei ISS dilakukan terhadap 2.200 responden dari 38 provinsi pada Juli 2025 dengan menggunakan multiple stage random sampling, confidence interval 95 persen; dan margin of error 2,5 persen. 

Hasilnya menunjukkan masyarakat kelas ekonomi menengah dengan penghasilan Rp 5-7 juta setiap bulan menjadi kelompok yang paling bahagia. 

Persentasenya, sebanyak nol persen menjawab merasa sangat tidak bahagia,  2,40 persen menjawab tidak bahagia, 82,70 persen menjawab bahagia, dan sangat bahagia 12,60 persen. 

Sementara masyarakat kelas ekonomi atas dengan penghasilan lebih dari 10 juta, menjawab 10 persen merasa sangat tidak bahagia, 10 persen menjawab tidak bahagia, 70 persen bahagia, dan 10 persen sangat bahagia. 

Sedangkan masyarakat kelas ekonomi bawah dengan penghasilan kurang dari Rp 750 ribu sebulan, persentasenya 0,70 persen menjawab merasa sangat tidak bahagia, 9,90 persen tidak bahagia, 78,80 persen bahagia, dan 9,30 persen menjawab sangat bahagia. 

Whinda menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Menurutnya masyarakat kelas ekonomi menengah menjadi kelompok yang paling bahagia disebabkan karena mereka merasa masih memiliki harapan hidup. 

Baca Juga: Bogor Juara 1 Nasional Penyelewengan Bansos, Uang Orang Miskin Rp22 Miliar Ludes Jadi Asap Judol?

"Tentang bagaimana mereka bisa bekerja, misalnya, bisa meningkatkan status ekonomi mereka. Harapan ini membuat mereka jadi lebih bahagia. Dan itu sebenarnya temuan yang umum kita temukan di berbagai literatur-literatur  terkait dengan happiness atau kebahagiaan," jelasnya. 

Sementara mengapa masyarakat ekonomi atas menjadi kelompok paling tidak bahagia dibandingkan dengan kelas menengah, menurut Whinda, disebabkan karena tekanan pekerjaan yang dihadapi. 

"Penghasilannya sudah banyak, dan kemudian juga akhirnya mungkin stressor-stressor (pemicu stres) yang didapatkan dari pekerjaan dan lain sebagainya membuat mereka kebahagiannya jadi rendah," ujarnya. 

"Lalu di ekonomi bawah itu memang kayak menerima. 'Ya, memang kondisi ekonomi saya seperti ini, tidak ada lagi yang bisa saya lakukan.' Tidak ada harapan di sana. Sehingga ya sudah, kebahagiannya menjadi rendah," sambungnya. 

Secara umum berdasarkan hasil survei ISS, kualitas hidup masyarakat Indonesia masuk dalam kategori cukup baik atau cukup bahagia dengan indeks di angka 65 dari 100. 

Skor itu dihasilkan dari tujuh aspek yang diukur dengan skor masing-masing sebagai berikut: kesejahteraan psikologis (67,3), kesehatan (70,1), keamanan (72,3 persen), rasa percaya sosial-institusi (70,2), partisipasi politik (69,7), kesejahteraan ekonomi (42,6), dan kualitas lingkungan (62,9). 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?