Musim Panas Ekstrem, Harga Beras di Jepang Naik 90 Persen

Senin, 25 Agustus 2025 | 10:09 WIB
Musim Panas Ekstrem, Harga Beras di Jepang Naik 90 Persen
Ilustrasi beras [freepik.com]

Suara.com - Harga beras di Jepang melonjak 90,7 persen pada bulan Juli lalu, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Hal ini berdasarkan data Kementerian Perdagangan yang melaporkan kenaikan beras di beberapa wilayah Jepang.

Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengatakan, harga beras telah meroket dalam beberapa bulan terakhir karena masalah pasokan yang terkait dengan musim panas, serta gempa yang terjadi membuat distribusi beras terganggu.

"Musim panas yang ekstrem dan pembelian panik setelah peringatan gempa besar tahun lalu, di antara faktor-faktor lainnya yang membuat harga beras di Jepang tinggi," katanya dilansir Japan Today, Senin (25/8/2025).

Adapun, pada bulan Juni, harga beras 100,2 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pada bulan Mei, angkanya mencapai 101,7 persen.

Ishiba telah menunjuk menteri pertanian baru dan pemerintahannya telah merilis stok darurat dalam upaya menurunkan harga.

Ilustrasi musim panas. [Shutterstock]
Ilustrasi musim panas. [Shutterstock]

Awal bulan ini, pemerintah mengumumkan perubahan dalam kebijakan yang telah berlangsung puluhan tahun untuk mendorong petani menanam tanaman selain beras.

Namun, harga beras ini belum memengaruhi inflasi di Jepang.

Sebab, inflasi inti Jepang turun menjadi 3,1 persen dari 3,3 persen pada bulan Juni.

Baca Juga: Belanja di Don Donki Jepang Kini Bisa Gunakan QRIS

Apalagi , angka tersebut bisa membuat Bank of Japan (BOJ) akan menaikkan suku bunga tahun ini.

Selain itu, BOJ memandang inflasi di atas target disebabkan oleh faktor-faktor termasuk harga beras.

Hal ini perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan inflasi yang memengaruhi ekonomi Jepang.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menambah tekanan pada BOJ untuk menaikkan suku bunga, dengan mengatakan bahwa bank sentral "tertinggal" dalam hal inflasi.

"Meskipun inflasi kemungkinan akan sedikit mereda dalam beberapa bulan mendatang, hal itu seharusnya tidak menghalangi Bank of Japan untuk melanjutkan siklus pengetatannya pada bulan Oktober," ujar Abhijit Surya dari Capital Economics.

Pekan lalu, data menunjukkan bahwa ekonomi Jepang tumbuh dengan laju tahunan sebesar 1,0 persen pada kuartal kedua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?