Rupiah Melemah ke Rp16.426 per Dolar AS, BI Janji Terus Jaga Stabilitas

Selasa, 02 September 2025 | 13:53 WIB
Rupiah Melemah ke Rp16.426 per Dolar AS, BI Janji Terus Jaga Stabilitas
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/7/2025). [Suara.com/Novian]

Suara.com - Nilai tukar rupiah kembali menghadapi tekanan. Hari ini, mata uang Garuda dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp16.426.

Merespons kondisi ini, Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah demi menjaga perekonomian nasional.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan pihaknya akan terus berupaya mendorong penguatan rupiah.

"Kami terus berjuang dan alhamdulillah stabilitas nilai tukar rupiah, moneter, dan pasar keuangan kami terus tetap jaga," kata Perry saat rapat kerja dengan DPD RI secara virtual, Selasa (2/9/2025).

Perry menjelaskan, rupiah sempat menyentuh level Rp17.000 per dolar AS di masa lalu, kala itu dipicu oleh dampak tarif era Presiden Trump. Setelah sempat menguat, kini rupiah kembali tertekan di posisi Rp16.400-an per dolar AS yang disebutnya karena tekanan kondisi politik di Indonesia.

BI menargetkan rupiah dapat kembali ke level Rp16.300 per dolar AS, bahkan lebih kuat lagi.

"Rupiah yang kemarin pagi pernah mencapai Rp16.560, alhamdulillah hari ini kami bisa stabilkan ke Rp16.400. Kami akan berusaha untuk lebih rendah lagi kembali ke Rp16.300 dan lebih kuat lagi," ungkap Perry.

Dalam menjaga stabilitas rupiah, Perry menambahkan bahwa BI terus berkoordinasi erat dengan pemerintah, termasuk dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Kami berkoordinasi dengan Bu Menteri Keuangan, OJK, LPS, kita pastikan stabilitas sistem keuangan terjaga," tegasnya.

Baca Juga: Indonesia Jadi Pusat Ekonomi Syariah Dunia 2029? Ini Strategi Bank Indonesia

Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot exchange, rupiah terkoreksi 28,5 poin atau 0,17 persen ke Rp16.447 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS naik tipis 0,05 persen ke level 97,82.

Pelemahan rupiah ini sejalan dengan mayoritas mata uang Asia lainnya, di mana yen Jepang tertekan paling dalam sebesar 0,33 persen. Penguatan indeks dolar AS sebesar 0,16 persen membuat investor beralih ke aset aman sambil menanti data ketenagakerjaan AS, yang diperkirakan hanya mencetak 75.000 lapangan kerja baru pada bulan Agustus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?