Buntut Peretasan Data Jutaan Pelanggan, CEO Maskapai Qantas Kehilangan Bonus Rp3,4 Miliar

Jum'at, 05 September 2025 | 12:47 WIB
Buntut Peretasan Data Jutaan Pelanggan, CEO Maskapai Qantas Kehilangan Bonus Rp3,4 Miliar
Ilustrasi Qantas Airlines. (Shutterstock).

Suara.com - Maskapai Qantas memangkas bonus untuk para eksekutif dan CEO-nya sebesar 15 persen dalam laporan keuangan tahun fiskal 2025. Keputusan tegas ini diambil sebagai buntut dari insiden peretasan siber massal pada Juni lalu yang membocorkan data jutaan pelanggan.

Dalam insiden tersebut, peretas menargetkan pusat panggilan maskapai dan berhasil mengakses basis data pelanggan. Akibatnya, data sekitar enam juta pelanggan yang berisi nama, alamat email, nomor telepon, tanggal lahir, dan nomor frequent flyer berhasil diretas dan dicuri.

Pihak Qantas memastikan tidak ada rincian kartu kredit atau nomor paspor yang ikut bocor dalam sistem tersebut.

Qantas menyatakan bahwa keputusan pemotongan bonus ini diambil untuk menunjukkan akuntabilitas, meskipun penyelidikan atas insiden tersebut masih berlangsung.

"Meskipun kami menyadari bahwa investigasi atas insiden ini mungkin belum selesai dalam waktu dekat, penting bagi para eksekutif dan pemegang saham kami bahwa konsekuensi remunerasi dari insiden ini ditangani tahun ini," kata Qantas dalam sebuah pernyataan, dilansir Business Times, Jumat (5/9/2025).

Pemotongan ini secara signifikan mengurangi bonus sementara CEO Qantas, Vanessa Hudson, yang kehilangan bonus sebesar 209.118 dolar AS atau sekitar Rp3,4 miliar.

Ironisnya, keputusan ini diambil di tengah lonjakan laba Qantas yang naik hampir seperenam pada tahun fiskal 2025. Kenaikan laba ini didorong oleh pemulihan perjalanan pascapandemi yang berkelanjutan, meningkatnya perjalanan domestik, dan membaiknya kondisi makroekonomi.

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?