-
Rupiah mulai menguat terhadap Dolar AS, naik 0,12% ke Rp16.615.
-
Penguatan Rupiah sejalan dengan tren mayoritas mata uang Asia.
-
BI aktif intervensi di pasar keuangan untuk menjaga stabilitas Rupiah
Suara.com - Nilai tukar Rupiah mulai menunjukkan tanda pemulihan terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg Kamis pagi (21/10/2025) pada pukul 09.30 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini menguat 0,12 persen.
Adapun, nilai tukar Rupiah di pasar spot dibuka perkasa di level Rp 16.615 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Padahal, penutupan pada hari sebelumnya ke level Rp 16.635 per Dolar AS.
Pergerakan Rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia.
Salah satunya, Dolar Taiwan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,19 persen.
![Ilustrasi Won Korea. [Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/02/83468-ilustrasi-won-korea.jpg)
Disusul, Won Korea Selatan yang menanjak 0,18 persen.
Selanjutnya ada Peso Filipina yang terkerek 0,1 persen dan Yen Jepang yang terangkat 0,06 persen.
Lalu ada Dolar Singapura yang terapresiasi 0,05 persen.
Baca Juga: Isi Revisi RUU P2SK Baru: Pejabat BI Tidak Bisa Diberhentikan, Kecuali Gara-gara Ini
Berikutnya, Ringgit Malaysia dan Yuan China yang naik, masing-masing 0,03 persen dan 0,01 persen.
Diikuti, Dolar Hongkong yang menguat tipis 0,004 persen.
Lalu, Baht Thailand menjadi satu-satunya mata uang di Asia yang melemah setelah turun 0,05 persen terhadap the greenback.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan, terus berada di pasar keuangan.
Serta memberikan jaminan untuk menstabilkan mata uang garuda secara fundamental.
"Jadi BI itu sebagaimana disampaikan bapak guru tuh, BI akan selalu ada di pasar untuk memberikan jaminan kepada pelaku pasar terkait dengan upaya menstabilkan nilai tukar Rupiah," ujarnya.
Untuk itu, BI akan melakukan intervensi lewat instrumen spot, Domestic Non-Delivarable Forward (DNDF), dan juga pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri.