Momentum Hari Maritim Dunia, Komunitas Pesisir Disasar Program CSR Berkelanjutan

Yohanes Endra Suara.Com
Minggu, 05 Oktober 2025 | 08:40 WIB
Momentum Hari Maritim Dunia, Komunitas Pesisir Disasar Program CSR Berkelanjutan
Ilustrasi nelayan tradisional.(pixabay)
Baca 10 detik
  • CSR maritim dorong keselamatan dan produktivitas nelayan pesisir.

  • Bantuan alat tangkap ramah lingkungan disalurkan ke Indramayu.

  • Penyuluhan K3 tingkatkan kesadaran kerja aman di laut.

Suara.com - Waruna Group, pemain utama di industri galangan kapal dan pelayaran nasional, kembali menunjukkan taringnya dalam pembangunan berkelanjutan.

Bertepatan dengan Hari Maritim Dunia, perusahaan ini menggelar program CSR bertajuk Strengthening Coastal Communities, sebuah langkah konkret memperkuat ekosistem pesisir demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dan cita-cita Blue Economy.

Fokus ke Desa Sukahaji dan Bugel, Indramayu

Program ini menyasar dua desa pesisir di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat: Sukahaji dan Bugel.

Lewat kolaborasi dengan KUD dan TPI setempat, Waruna Group membagikan 600 set alat tangkap ikan ramah lingkungan dan 200 unit lifebuoy.

Tak hanya itu, penyuluhan soal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga digelar untuk meningkatkan standar keamanan nelayan saat melaut.

Data Bicara: 200 Kapal, Minim Alat Keselamatan

Survei menunjukkan nelayan di Eretan mengoperasikan sekitar 200 kapal, masing-masing dijalankan oleh 2–3 ABK.

Mayoritas melaut harian dengan perlengkapan keselamatan yang minim.

Baca Juga: Emiten HUMI Andalkan Strategi Kolaborasi untuk Capai Ambisi Berdaya Saing Global

Lifebuoy jadi solusi praktis yang tak menghambat mobilitas, tapi tetap menjamin keselamatan kerja.

Komitmen Jangka Panjang

“Sebagai pelaku industri maritim, kami punya tanggung jawab langsung terhadap masyarakat pesisir. Program ini bukan sekadar seremonial, tapi bentuk nyata kontribusi kami dalam meningkatkan keselamatan dan produktivitas nelayan,” ujar Adam K. Rumanda, Corporate Communication Assistant Manager Waruna Group.

Ia menambahkan, pemilihan alat tangkap ramah lingkungan dan lifebuoy didasarkan pada kebutuhan riil di lapangan.

“Penyuluhan K3 juga penting untuk membentuk perilaku kerja yang aman dan sadar risiko,” tegasnya.

Mata ke Lautan Global

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI