Harga Emas Dunia Melonjak, Warga 'Rebutan' Beli Aset Safe Haven

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:23 WIB
Harga Emas Dunia Melonjak, Warga 'Rebutan' Beli Aset Safe Haven
Harga emas (Unsplash)
Baca 10 detik
  • Harga emas dunia melonjak lebih dari 2% pada Senin (20/10/2025), mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa (ATH) di US$4.381 per troy ons.
  • Kenaikan harga emas didorong ekspektasi penurunan suku bunga AS dan permintaan safe haven.
  • Kontras dengan pasar global, harga emas Antam di Pegadaian justru terkoreksi turun menjadi Rp2.657.000 per gram pada Selasa (21/10/2025).

Suara.com - Harga emas dunia melonjak lebih dari 2 persen pada perdagangan hari Senin, 20 Oktober 2025, bahkan kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) yang baru, setelah sempat mengalami pelemahan di akhir pekan lalu.

Kenaikan dramatis ini didorong oleh dua faktor utama: meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) dan tingginya permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian kondisi global.

Dilaporkan Economic Times dan Fortune, orang-orang di sejumlah negara mulai memborong aset emas karena kekhawatiran tekanan ekonomi. London dan New Delhi bahkan dilaporkan mengalami antrean pembelian emas di sejumlah spot.

Emas Spot Capai Rekor US$4.381 per Ons Troy

Dikutip dari Reuters, harga emas spot dilaporkan melonjak 2,5 persen, mencapai level US$4.356,55 per ons troy, setelah sempat menyentuh rekor ATH baru di angka US$4.381 per troy ons.

Pencapaian ini menegaskan tren bullish emas sepanjang 2025, di mana harga emas telah melesat hingga 65,66 persen sejak awal tahun.

Sementara itu, kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup melompat 3,5 persen ke posisi US$4.359,40 per ons troy.

Emas sempat mencetak rekor di level US$4.378,69 pada Jumat (17/10), namun sempat terkoreksi 1,8 persen, mencatatkan penurunan harian terbesar sejak pertengahan Mei, setelah ada pernyataan dari Presiden AS Donald Trump yang meredakan sebagian ketegangan dagang dengan China.

Kini, investor menanti perkembangan lanjutan pembicaraan dagang AS-China serta rilis data inflasi AS yang tertunda. 

Baca Juga: Stok Menipis, Harga Emas Antam Diramal Bakal Tembus Rp 3 Juta

Kondisi politik domestik di AS turut menambah tekanan pasar. Shutdown pemerintahan federal telah memasuki hari ke-20 setelah Senat gagal mencapai kesepakatan.

Situasi ini menunda rilis sejumlah data ekonomi krusial, membuat investor dan pembuat kebijakan menghadapi kekosongan data menjelang rapat kebijakan Federal Reserve (The Fed) pekan depan.

Data Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) AS yang sempat tertunda baru dijadwalkan rilis pada Jumat (24/10).

Di sisi lain, pasar kini menilai peluang The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya pekan depan mencapai 99 persen, dengan kemungkinan penurunan lanjutan pada Desember mendatang.

Tren suku bunga rendah ini sangat menguntungkan emas, yang merupakan aset tanpa imbal hasil, karena mengurangi biaya peluang untuk memegang aset tersebut.

Harga Emas Domestik

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI