Rupiah Rontok Lawan Dolar Amerika, Tembus Rp 16.738

Selasa, 04 November 2025 | 09:40 WIB
Rupiah Rontok Lawan Dolar Amerika, Tembus Rp 16.738
Ilustrasi petugas salah satu tempat penukaran mata uang asing. [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Rupiah dibuka melemah ke level Rp16.738 per dolar AS, turun 0,38% dibanding hari sebelumnya.

  • Pelemahan Rupiah dipicu faktor global, terutama sikap hati-hati The Fed setelah pemangkasan suku bunga.

  • Dari dalam negeri, PMI manufaktur Indonesia naik ke 51,2, menandakan ekspansi sektor manufaktur tetap berlanjut.

Suara.com - Nilai tukar Rupiah dibuka melemah pada pagi hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar spot sore Selasa (4/11/2025) dibuka di level Rp 16.738 per Dolar Amerika Serikat (AS).

Hal ini membuat Rupiah terkoreksi 0,38 persen dibanding pembukaan pada Senin pagi yang berada di level Rp 16.676 per Dolar AS.

Hal itu juga terjadi pada mata uang asia bergerak bervariasi terhadap Dolar.

Salah satunya Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah ambles 0,56 persen. Disusul, Dolar Taiwan yang anjlok 0,29 persen.

Diikuti, Baht Thailand yang turun 0,18 persen dan Ringgit Malaysia terkoreksi 0,16 persen. Lalu ada Dolar Singapura yang tertekan 0,1 persen.

Ilustrasi Yen. [Pixabay]
Ilustrasi Yen. [Pixabay]

Berikutnya ada Yen Jepang terdepresiasi 0,07 persen dan Yuan China terkoreksi 0,04 persen.

Diikuti, dolar Hongkong yang melemah tipis 0,02 persen. Sedangkan Peso Filipina menjadi satu-satunya mata uang di Asia yang menguat setelah naik 0,09 persen terhadap the greenback.

Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan, pelemahan Rupiah disebabkan dua faktor dari global dan domestik.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah Senin Sore Ini

Salah satunya, The Fed telah memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pekan lalu, namun komentar Ketua Fed Jerome Powell telah meredam optimisme investor.

Nada kehati-hatiannya, yang juga disuarakan oleh pejabat The Fed lainnya, telah mendorong pasar untuk mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga lagi pada Desember 2025.

Dengan kondisi tersebut, indeks Dolar AS bertahan di dekat level tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Dari dalam negeri, ekspansi manufaktur Indonesia berlanjut dalam tiga bulan terakhir.

Pada Oktober 2025, Purchasing Managers Index atau PMI manufaktur Indonesia mencapai level 51,2 atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya 50,4.

Laporan terbaru S&P Global melaporkan angka PMI menunjukkan kondisi manufaktur yang stabilnya dari segi produksi, peningkatan aktivitas pembelian, serta penyerapan tenaga kerja.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI