Tunggu Keputusan BI-Rate, Rupiah Masih Keok Lawan Dolar Amerika

Rabu, 19 November 2025 | 10:16 WIB
Tunggu Keputusan BI-Rate, Rupiah Masih Keok Lawan Dolar Amerika
Ilustrasi penukaran mata uang asing. [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Rupiah kembali melemah dan dibuka di level Rp16.757 per dolar AS.

  • Mayoritas mata uang Asia turut melemah, dengan Won Korea Selatan menjadi yang paling tertekan.

  • Ringgit Malaysia dan Peso Filipina justru menguat, dengan Ringgit memimpin penguatan di kawasan

Suara.com - Nilai tukar Rupiah dibuka masih lemas pada hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar Rabu (19/11/2025) dibuka di level Rp 16.757 per Dolar Amerika Serikat (AS).

Alhasil, Rupiah merosot 0,04 persen dibanding penutupan pada Senin yang berada di level Rp 16.751 per Dolar AS.

Beberapa mata uang Asia lainnya juga bergerak fluktuatif.

Salah satunya, Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah ambles 0,24 persen.

Selanjutnya, Dolar Hongkong dan Dolar Taiwan yang sama-sama terkoreksi 0,07 persen.

Disusul, Dolar Singapura yang tertekan 0,06 persen. Berikutnya ada Yuan China tergelincir 0,05 persen dan Baht Thailand melemah tipis 0,01 persen di pagi ini.

Ilustrasi Yuan. [Shutterstock]
Ilustrasi Yuan. [Shutterstock]

Sementara itu, Ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,28 persen. Kemudian ada Peso Filipina yang naik 0,13 persen.

Dalam hal ini, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Rupiah ini disebabkan oleh dua faktor yakni dari global maupun domestik.

Salah satunya, dari global dipengaruhi oleh pelaku pasar masih mencari pandangan tentang kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) setelah berakhirnya penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah AS, yang menunda publikasi beberapa data ekonomi resmi.

Baca Juga: Gubernur BI: Redenominasi Rupiah Perlu Waktu 6 Tahun

"Beberapa pembuat kebijakan The Fed, termasuk Presiden The Fed Atlanta Bostic dan Presiden The Fed Kansas City Schmid, menyuarakan kekhawatiran tentang inflasi atau mengisyaratkan dukungan untuk mempertahankan suku bunga tetap," katanya.

Sedangkan dari internal disumbang oleh, Bank Indonesia mencatat pertumbuhan Utang Luar Negeri Indonesia melambat.

Per Oktober 2025, utang luar negeri Indonesia tercatat 424,4 miliar Dolar AS atau menurun dibandingkan dengan posisi ULN pada Juli 2025 sebesar 432,3 miliar Dolar AS.

Secara tahunan, ULN Indonesia terkontraksi 0,6 persen (yoy) pada Kuartal III-2025, menurun dibandingkan triwulan II 2025 yang tumbuh sebesar 6,4 persen (yoy).

Lalu pengumuman BI-rate juga menjadi sentimen pada Rupiah.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI