Mulai Digitalisasi, Pengumpulan Bahan Baku EBT Biomassa dari Petani Gunakan Sistem Marketplace

Achmad Fauzi Suara.Com
Selasa, 25 November 2025 | 14:51 WIB
Mulai Digitalisasi, Pengumpulan Bahan Baku EBT Biomassa dari Petani Gunakan Sistem Marketplace
Ilustrasi pengumpulan bahan baku EBT Biomassa lewat sistem marketplace. [Dok PLN].
Baca 10 detik
  • PLN IP mengembangkan EBT melalui biomassa dengan sistem digital marketplace yang diterapkan di PLTU Adipala, Cilacap.
  • Marketplace digital menghubungkan petani dan UMKM lokal dengan pembangkit untuk transaksi biomassa yang transparan.
  • Digitalisasi ini bertujuan diversifikasi energi, efisiensi operasional, dan memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar.

Suara.com - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) terus mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) lewat pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif pembangkit. Perseroan pun menggunakan sistem digitalisasi untuk memantau rantai pasok biomassa berbasis marketplace.

Implementasi sistem digital ini dilakukan di PLTU Adipala, Cilacap, yang dikelola oleh Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jawa Tengah 2 Adipala.

Marketplace biomassa ini merupakan platform digital yang menghubungkan penyedia biomassa lokal seperti petani, koperasi, dan pelaku UMKM dengan unit pembangkit listrik berbasis cofiring.

Aplikasi ini memungkinkan proses transaksi, distribusi, dan pelaporan biomassa dilakukan secara transparan, real-time, dan terintegrasi dengan sistem operasional pembangkit.

PLTU Cilacap. (Antara)
PLTU Cilacap. (Antara)

Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Rizal Calvary Marimbo, menyampaikan digitalisasi biomassa menjadi tahap baru dalam pengelolaan energi primer yang berkelanjutan.

"Kami melihat biomassa sebagai peluang strategis, bukan hanya untuk diversifikasi energi, tetapi juga untuk membuka ruang partisipasi masyarakat dalam ekosistem energi nasional. Digitalisasi melalui marketplace ini memungkinkan proses yang lebih transparan, efisien, dan berdampak langsung bagi ekonomi lokal," ujar Rizal di Jakarta, Selasa (25/11/2025).

Untuk diketahui, PLTU Adipala menjadi salah satu unit pionir yang telah mengadopsi cofiring biomassa dan kini menjadi lokasi percontohan integrasi marketplace dalam operasional pembangkit.

"Digitalisasi ini bukan hanya soal efisiensi operasional, tapi juga tentang menciptakan ekosistem energi yang lebih inklusif. Kami ingin memastikan bahwa transisi energi juga membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar pembangkit," kata Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Indonesia Power, Hanafi Nur Rifa’i.

Aplikasi ini dikembangkan oleh PLN EPI sebagai bagian dari strategi digitalisasi rantai pasok energi primer. Fitur utama dalam platform ini meliputi, Pendaftaran dan verifikasi penyedia biomassa, Pemantauan stok dan kualitas bahan baku, Sistem lelang dan penawaran harga; Integrasi logistik dan pelacakan pengiriman; Dashboard analitik untuk monitoring serapan biomassa.

Baca Juga: BJA Group Telah Ekspor 530 Ribu Ton Bahan Baku EBT Biomassa Senilai USD 74,12 Juta

Dengan sistem ini, penyedia lokal dapat menjual limbah organik seperti sekam padi, serbuk gergaji, atau tandan kosong sawit secara langsung ke pembangkit, tanpa perantara, dengan harga yang lebih adil dan proses yang lebih cepat.

Petani dan pelaku UMKM kini memiliki pasar baru untuk limbah organik yang sebelumnya tidak bernilai. Terbentuknya ekosistem bisnis baru di sekitar pembangkit, seperti jasa pengeringan, penggilingan, dan logistik biomassa.

Diversifikasi bahan bakar melalui biomassa memperkuat ketahanan energi nasional. Mengurangi ketergantungan pada batubara impor, terutama di wilayah dengan potensi biomassa tinggi. Serta yang tak kalah pentingnya, cofiring biomassa membantu menurunkan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan untuk mendukung target pemerintah menuju Net Zero Emission 2060.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI