- BPI Danantara menggunakan dana dividen untuk investasi di pasar modal dengan kriteria saham spesifik berdasarkan analisis fundamental.
- Danantara juga mengincar investasi pada obligasi pemerintah seri baru dan likuid, serta tidak menutup kemungkinan investasi luar negeri.
- Rencana investasi Danantara di pasar modal domestik tidak memiliki nominal pasti dan menampik isu dana Rp16 triliun masuk akhir tahun.
Ali membandingkan dari kontribusi emiten yang terdaftar di BEI dalam indeks MSCI, yang bahkan ketika ketentuan free float baru MSCI diterapkan, persenasenya bisa turun di bawah 1%. Angka itu jauh lebih kecil dibanding India yang sudah 18-20%, atau China yang sudah 30%.
Sempitnya ruang investasi itu juga yang membatasi Danantara di pasar saham. "Istilahnya kalau kita lihat average harian, likuiditas itu sangat kecil sehingga opsinya bagi kita itu sangat limited," sambungnya.
Ihwal berapa besar dana yang telah digelontorkan Danantara di pasar modal domestik, termasuk pembagian pada kelas aset saham atau obligasi, Ali belum bisa bicara. Dia juga membantah soal angka Rp16 triliun yang akan masuk ke pasar saham akhir tahun ini.
"Tadi Rp16 triliun saya akan bilang enggak, enggak benar. Kalo misalnya bilang sudah masuk apa? Ya nanti kita pasti berkontribusi. Kita akan play a part to support and contribute to local financial market. Tapi of course, saya tidak bisa bilang mau beli berapa, mau beli siapa, dan lain sebagainya," pungkasnya.