Diversifikasi Bisa Jadi Solusi Ketahanan Pangan, Kurangi Ketergantungan Luar Daerah

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 05 Desember 2025 | 20:35 WIB
Diversifikasi Bisa Jadi Solusi Ketahanan Pangan, Kurangi Ketergantungan Luar Daerah
Pelatihan Diversifikasi Pangan Lokal di Ilaga untuk kurangi ketergantungan dari luar [Ist]
Baca 10 detik
  • Dinas Ketahanan Pangan Puncak mengadakan pelatihan diversifikasi pangan lokal bagi mama-mama di Ilaga pada 4-5 Desember 2025.
  • Pelatihan hasil kerja sama dengan Fateta UNIPA bertujuan mengurangi ketergantungan pangan dari luar daerah Puncak.
  • Hasil olahan pangan lokal seperti sirup dan keripik akan didukung untuk dipasarkan guna meningkatkan ekonomi keluarga.

Suara.com - Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, baru-baru ini menggelar inisiatif penting untuk meningkatkan kemampuan pengolahan dan pemasaran bahan pangan lokal.

Kegiatan bertajuk “Pelatihan Diversifikasi Pangan Lokal” ini dilaksanakan bagi mama-mama di Ilaga selama dua hari, pada 4 hingga 5 Desember 2025, di Aula Negalar, Ilaga.

Pelatihan ini didukung oleh Tim dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Papua (Fateta UNIPA).

Kegiatan ini dibuka oleh Elkana Waropen, Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah, yang menyoroti urgensi diversifikasi pangan bagi Kabupaten Puncak.

Elkana menyampaikan, "Harapan kami kepada tim dari UNIPA adalah agar masyarakat di sini semakin memahami diversifikasi pangan lokal serta kaitannya dengan ketahanan pangan di kabupaten ini."

Ia mengakui bahwa Kabupaten Puncak saat ini masih sangat bergantung pada pasokan yang didatangkan dari luar daerah, termasuk untuk kebutuhan pangan sehari-hari.

Oleh karena itu, pelatihan ini diharapkan dapat memberdayakan mama-mama untuk mengolah bahan pangan lokal secara mandiri.

Menurut Elkana, pelatihan tersebut tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, tetapi juga untuk membuka peluang usaha melalui UMKM, yang pada akhirnya dapat meningkatkan ekonomi keluarga.

Gino N. Cepeda, Ketua Tim Fateta UNIPA, menjelaskan pendekatan tim dalam pelatihan tersebut, yaitu membawa teknologi sederhana yang disesuaikan dengan kondisi Kabupaten Puncak.

Baca Juga: Di Balik Penyesalan Menkes, Ada PR Besar Layanan Kesehatan Papua

"Kami membawa teknologi yang mudah diterapkan oleh mama-mama di sini. Bahan pangan lokal seperti ubi jalar, talas, sankis, terong belanda, dan markisa akan kami olah menjadi produk sederhana yang memiliki nilai jual," terang Gino.

Ia berharap metode dan teknologi ini dapat diaplikasikan dengan mudah agar masyarakat mampu memproduksi pangan olahan secara mandiri dan berkelanjutan.

Otto Alom, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Puncak, menyampaikan komitmennya untuk mendukung keberlanjutan program ini dengan memperkuat kerja sama UMKM dan memperluas distribusi produk.

"Ke depan, kami akan bekerja sama dengan UMKM dan berupaya mengirimkan produk-produk ini ke Timika untuk dijual di supermarket yang membuka peluang kerja sama," jelas Otto.

Meskipun saat ini fasilitas dan alat produksi masih terbatas, Otto memastikan pihaknya akan meningkatkan dukungan pada kegiatan selanjutnya.

"Tahun depan kami akan lebih tingkatkan dukungan kami, agar mama-mama tidak kalah saing dengan daerah lain. Ini baru langkah awal dari program yang lebih besar ke depan," tegasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI