Harga Minyak Dunia Turun, di Tengah Menguatnya Perdamaian Rusia-Ukraina

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:09 WIB
Harga Minyak Dunia Turun, di Tengah Menguatnya Perdamaian Rusia-Ukraina
Ilustrasi harga minyak dunia. [Suara.com/Aldie]
Baca 10 detik
  • Harga minyak mentah dunia, Brent dan WTI, melemah pada Selasa 16 Desember 2025 karena prospek kesepakatan damai Rusia-Ukraina menguat.
  • Optimisme perdamaian muncul setelah AS memberikan jaminan keamanan Ukraina gaya NATO dalam pembicaraan di Berlin.
  • Data ekonomi Tiongkok yang lesu, termasuk perlambatan output pabrik, menimbulkan kekhawatiran terhadap permintaan minyak global yang lemah.

Suara.com - Harga minyak mentah dunia melemah pada perdagangan Selasa 16 Desember 2025. 

Penurunan harga dipicu prospek kesepakatan damai antara Rusia dengan Ukraina yang menguat. 

Mengutip dari Investing.com, harga minyak mentah Brent berjangka turun 24 sen, atau 0,40 persen, menjadi 60,32 dolar AS per barel. 

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada pada harga 56,60 dolar AS per barel, turun 22 sen, atau 0,39 persen.

Turunnya harga minyak mentah disebabkan menguatnya harapan perdamaian antara Rusia dengan Ukraina. 

Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka memberikan jaminan keamanan gaya NATO untuk Ukraina pada pembicaraan dengan presiden negara itu di Berlin. 

Ilustrasi kilang minyak mentah.
Ilustrasi kilang minyak mentah.

Dilaporkan, langkah tersebut yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga memicu optimisme di beberapa ibu kota Eropa bahwa pembicaraan semakin mendekati negosiasi untuk mengakhiri konflik antara kedua negara. 

"Menambah tekanan, data ekonomi China yang lesu yang dirilis semalam semakin memicu kekhawatiran bahwa permintaan global mungkin tidak cukup kuat untuk menyerap pertumbuhan pasokan baru-baru ini," kata analis pasar IG, Tony Sycamore, dalam sebuah catatan.

Tercatat, pada hari Senin bahwa pertumbuhan output pabrik China melambat ke level terendah 15 bulan. 

Baca Juga: Harga Minyak Menguat Lagi: AS Bersiap Tambah Pencegatan Kapal Tanker Venezuela

Penjualan ritel juga tumbuh pada laju paling lambat sejak Desember 2022, selama pandemi COVID-19.

Data tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa strategi China yang mengandalkan ekspor untuk mengimbangi lemahnya permintaan domestik mungkin goyah. 

Ekonomi yang melambat akan semakin menekan permintaan di pembeli minyak terbesar dunia, di mana peningkatan penggunaan kendaraan listrik sudah membebani konsumsi minyak bumi.

Faktor-faktor tersebut mengimbangi kekhawatiran tentang pasokan setelah AS menyita kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela minggu lalu. 

Para pedagang dan analis mengatakan, kelebihan penyimpanan terapung atau floating storage dan lonjakan pembelian China dari Venezuela sebagai antisipasi sanksi juga membatasi dampak pasar dari langkah tersebut.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI