Langkah ini juga dinilai sebagai pilihan logis mengingat usianya yang telah menginjak 33 tahun, sehingga ia berpotensi lebih nyaman bermain di kompetisi dengan tekanan dan tempo permainan yang berbeda dibanding liga-liga besar Asia.
Jordi Amat sendiri menjadi salah satu pemain naturalisasi yang cukup menonjol dalam skuad Garuda.
Kepindahannya ke Liga 1 bisa menjadi tambahan kekuatan untuk klub lokal sekaligus memperkuat sinergi antara pemain nasional dan kompetisi dalam negeri.
Bagi JDT, ini bukan kali pertama mereka melepas pemain bintang demi peremajaan skuad. Filosofi klub yang mengedepankan performa dan regenerasi membuat setiap pemain, tidak peduli seberapa besar kontribusinya di masa lalu, harus siap menghadapi rotasi.
Dengan potensi hengkangnya Jordi dan Saddil, musim 2025 bisa menandai babak baru dalam hubungan antara pemain Indonesia dan Liga Malaysia. Dinamika ini pun menambah semarak bursa transfer menjelang pembukaan musim baru Liga 1 Indonesia, yang dijadwalkan dimulai pada pertengahan tahun ini.