Suara.com - Sebelum diperkuat bek Timnas Indonesia, Mees Hilgers, FC Twente pernah berada di ambang sejarah besar saat tampil di final UEFA Cup pada lima dekade lalu.
Namun, harapan manis itu berubah menjadi luka mendalam setelah kekalahan telak di kandang sendiri, membuat mereka gagal menjuarai kompetisi yang kini dikenal sebagai UEFA Europa League.
Kini, FC Twente kembali memupuk harapan untuk kembali berprestasi di kompetisi Eropa. Mereka masih berpeluang untuk tampil di UEFA Conference League setelah masuk babak playoff di Eredivisie 2024/2025.
Pada musim 1974/1975, FC Twente melangkah ke final UEFA Cup dan menghadapi raksasa Jerman, Borussia Mönchengladbach.
Pertandingan leg pertama di tanah Jerman berakhir imbang tanpa gol. Harapan tinggi menyelimuti publik Enschede kala leg kedua digelar di Stadion Diekman.
Namun segalanya runtuh dalam waktu singkat. Baru sembilan menit laga berjalan, FC Twente sudah tertinggal 0-2.
Akhirnya mereka tumbang dengan skor memalukan 1-5. Gol semata wayang dicetak oleh legenda klub, Epy Drost.
Frans Thijssen, yang kala itu menjadi gelandang andalan, masih mengingat jelas momen menyakitkan tersebut.
"Di Gladbach skornya 0-0. Kami punya peluang bagus untuk menang. Kami sedikit difavoritkan. Namun kami kalah di Enschede, di Diekman," kata sang gelandang itu kemudian mengenang percakapannya dengan Lex Lammers dari De Gelderlander seperti dikutip Twente Insite, Rabu (21/5/2025).
Baca Juga: Jelang Final Liga Europa, Amad Diallo Ogah Menangis Ketiga Kali
"Karena kesalahan bodoh dan tidak perlu di lini belakang, skor menjadi 1-5. Itu menyakitkan", tambahnya.
Salah satu cerita menarik menjelang laga final adalah soal kiper Twente kala itu, Volkmar Groß.
Beberapa hari sebelum pertandingan, Groß sempat ditangkap polisi Jerman karena menunggak pembayaran tunjangan kepada dua mantan istrinya.
"Sebelum final, kiper kami Volkmar Groß ditangkap oleh polisi Jerman. Dia belum membayar tunjangannya. Kepada dua istri. Itu jelas mengganggu persiapan," kenang Frans Thijssen.
"Namun pada akhirnya, semuanya beres. Saya yakin klub membuat kesepakatan. Begitulah cara tunjangan dibayarkan. Itu sama sekali tidak memengaruhi Groß. Dia tidak kebobolan di Jerman. Cerita yang bagus, bukan?”
Namun, hal tersebut tak cukup untuk menyelamatkan Twente di leg kedua.
Setelah meninggalkan FC Twente, Thijssen bergabung dengan Ipswich Town di Inggris dan akhirnya meraih trofi UEFA Cup pada musim 1980/1981.
Ia menyebut kemenangan itu sebagai pelipur lara atas kegagalan bersama Twente enam tahun sebelumnya.
Uniknya, tahun itu pula klub Belanda lainnya, AZ Alkmaar, juga gagal meraih gelar setelah kalah di final.
Sebagai bentuk pengakuan, Thijssen bahkan dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga Inggris tahun tersebut—prestasi yang kemudian hanya mampu disamai oleh legenda Belanda lainnya seperti Dennis Bergkamp dan Robin van Persie.
Harapan Baru FC Twente Bersama Mees Hilgers
![Mees Hilgers kembali dianggap bodoh. Setelah oleh pundit Denmark, tudingan itu kini diamini oleh pelatihnya sendiri di FC Twente, Joseph Oosting. [Dok. IG Mees Hilgers]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/20/99831-mees-hilgers.jpg)
Lima puluh tahun setelah tragedi final itu, FC Twente kini berupaya kembali ke pentas Eropa.
Mereka masih memiliki peluang untuk tampil di UEFA Conference League 2025/2026 melalui jalur playoff Eredivisie.
Dan kali ini, sorotan tertuju pada Mees Hilgers, bek muda keturunan Indonesia yang juga masuk dalam daftar skuad Timnas Indonesia.
FC Twente akan menjalani laga penting melawan NEC Nijmegen pada semifinal playoff, Kamis (22/5) malam waktu setempat.
Duel ini semakin menarik karena akan mempertemukan dua pemain Timnas Indonesia, yaitu Hilgers (Twente) dan Calvin Verdonk (NEC).
Siapa pun yang menang dipastikan akan terlambat bergabung dengan pemusatan latihan Timnas Indonesia di Bali, yang dimulai 26 Mei mendatang.
Twente menutup musim Eredivisie di posisi keenam dengan 54 poin, tertinggal tiga angka dari AZ Alkmaar yang finis di peringkat kelima. NEC sendiri finis di posisi kedelapan dengan 43 poin.
Pemenang dari duel Twente vs NEC akan menghadapi pemenang laga AZ Alkmaar vs Heerenveen di final playoff yang dijadwalkan berlangsung pada 25 Mei 2025.
Tim yang menang akan berhak atas satu tiket ke UEFA Conference League musim depan, kasta ketiga kompetisi klub Eropa.
Sementara itu, Timnas Indonesia akan menghadapi laga krusial Kualifikasi Piala Dunia 2026. Skuad Garuda dijadwalkan menjamu China di Jakarta pada 5 Juni, sebelum bertandang ke markas Jepang pada 10 Juni mendatang.
Mees Hilgers, andai pulih dari masalah hamstring, diyakini akan memegang peran vital di lini belakang Indonesia.
Pengalaman dan ketenangannya di kompetisi top Eropa bersama Twente menjadi modal penting menghadapi dua laga penting yang bisa menentukan langkah Indonesia di kualifikasi.