Pendekar Tongkat Emas Bangkitkan Dunia Persilatan

Ardi Mandiri Suara.Com
Minggu, 14 Desember 2014 | 06:12 WIB
Pendekar Tongkat Emas Bangkitkan Dunia Persilatan
Pendekar tongkat emas

Suara.com - Senjata mahadahsyat tongkat emas milik pendekar kenamaan Cempaka (Christine Hakim) akan diwariskan kepada salah satu murid yang telah dididiknya selama bertahun-tahun.

Usia yang telah senja membuat Cempaka harus memilih Dara (Eva Celia), Biru (Reza Rahadian), atau Gerhana (Tara Basro) untuk menjadi pewaris tongkat emas sekaligus jurus dahsyat yang membuat senjata itu menjadi tak tertandingi.

Dilihat sekilas, Biru yang memiliki kemampuan silat lebih unggul daripada rekan-rekannya. Dia memiliki peluang kuat untuk menjadi calon pewaris.

Namun, Cempaka tidak berpikir demikian karena ternyata Daralah yang dipilih menjadi sang pewaris.

Cempaka beserta Dara dan Angin, murid termudanya, melakukan perjalanan untuk mewariskan jurus pamungkas tongkat emas. Sebelum sempat mengajari Dara, Cempaka dibunuh di tengah jalan.

Dara dan Angin juga nyaris kehilangan nyawa bila tidak diselamatkan oleh Elang (Nicholas Saputra) yang tahu bahwa mereka harus mencari pendekar Naga Putih untuk mewujudkan misi Cempaka menurunkan jurus sakti tongkat emas kepada muridnya.

Difitnah, Dara dan Angin menjadi buruan dari orang-orang di dunia persilatan yang mengira keduanya pembunuh Cempaka.

Tongkat emas pun jatuh kepada pihak yang salah, kekacauan tak terelakkan. Murid-murid Cempaka yang dikhianati berusaha merebut kembali tongkat emas tersebut untuk mengembalikan kedamaian.

Bangkitkan Dunia Persilatan Kisah silat di Indonesia pernah menjadi primadona lewat karya-karya Kho Ping Hoo, "Si Buta dari Gua Hantu" buatan Ganes T.H. juga Bastian Tito lewat tokoh fiksi "Wiro Sableng" alias Pendekar 212.

Selama beberapa waktu, kisah kependekaran di layar lebar seakan mati suri. Kemunculan "Pendekar Tongkat Emas" seakan jadi penanda bangkitnya kisah dunia persilatan di Tanah Air.

Produser Mira Lesmana sempat kesulitan mencari rekan untuk mewujudkan impiannya menghidupkan kembali cerita silat yang populer pada era 80-an. Butuh nyaris delapan tahun hingga akhirnya gayung bersambut saat KG Studio mengiyakan tawaran dari rumah produksi Miles Films pimpinan Mira Lesmana dan Riri Riza untuk memproduksi "Pendekar Tongkat Emas".

Proses riset hingga pengambilan gambar di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, mencapai waktu hingga dua tahun. Dana yang dikucurkan pun tidak tanggung-tanggung, yaitu 25 miliar. Menurut Mira, "Pendekar Tongkat Emas" menjadi salah satu film dengan biaya termahal sekaligus waktu produksi terlama setelah film "Gie".

Ifa Isfansyah yang sebelumnya menggarap film "Garuda di Dadaku", "Sang Penari", "Ambilkan Bulan", dan "9 Summers 10 Autumns" didapuk menjadi sutradara. Pria lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta itu kebetulan merupakan pencinta kisah pendekar silat yang menghiasi masa kecilnya.

Saya dan Ifa sama-sama suka cerita silat," kata Mira sebelum pemutaran perdana "Pendekar Tongkat Emas" di Jakarta.

Keindahan Sumba Keindahan alam, budaya, juga kehidupan masyarakat Pulau Sumba tertuang dalam film berdurasi 113 menit itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI